Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Audit Gereja Katolik Temukan Laporan Meningkatnya Pelecehan Seksual

Warta Ekonomi -

WE Online Audit tahunan laporan pelecehan seksual oleh anggota keuskupan Katolik Roma Amerika Serikat yang diumumkan Jumat menunjukkan peningkatan tajam jumlah baru laporan pelecehan dan nilai ganti rugi bagi korban.

Audit menunjukkan bahwa 838 orang mengajukan laporan dari 1 Juli, 2014, hingga 30 Juni 2015. Mereka mengatakan telah dilecehkan secara seksual oleh uskup, diaken, atau anggota lembaga agama saat mereka anak-anak, menurut Konferensi Waligereja Amerika Serikat.

Laporan itu meningkatkan 35 persen dari 620 laporan baru pelecehan seksual pada tahun sebelumnya. Peningkatan itu menurut para uskup sebagian besar tercermin dari sejumlah besar klaim di enam keuskupan, yang mengajukan kebangkrutan atau berada di negara-negara yang membuka peluang bagi korban untuk menuntut sebuah kasus lama kekerasan seksual.

Sementara itu, sebagian besar laporan tersebut terkait dengan kasus kekerasan seksual pada tahun 1960-an, 70-an dan 80-an. Ada 26 laporan yang dibuat oleh anak di bawah umur yang dilecehkan belum lama ini.

Laporan itu juga menunjukkan bahwa paroki Katolik dan kelompok lainnya menghabiskan 153,6 juta dolar untuk membayar ganti rugi, biaya bantuan hukum, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan klaim kekerasan seksual selama periode audit. Jumlah itu meningkat 29 persen dari 119,1 juta dolar pada tahun sebelumnya.

Laporan tidak mengatakan kota mana yang mengalami peningkatan tajam. Keuskupan Agung St. Paul dan Minneapolis mengajukan kebangkrutan sementara negara bagian Minnesota dan Hawaii mencabut statuta pembatasan untuk melaporkan kasus-kasus lama pelecehan selama periode yang dicakup oleh laporan itu.

Kebangkrutan biasanya menyebabkan lonjakan laporan oleh para penyintas karena mereka takut tidak lagi memiliki peluang untuk mencari keadilan, kata Marci Hamilton, seorang profesor di New York Cardozo School of Law yang telah mempelajari krisis pelecehan seksual. Ia menilai semua korban tersebut mungkin belum pernah melapor dan akhirnya memutuskan untuk melakukannya karena beranggapan itu mungkin adalah kesempatan terakhir mereka.

Temuan itu muncul di edisi ke-13 dari laporan itu, sebuah praktik yang telah dilakukan gereja setelah munculnya laporan serangkaian pelecehan seksual oleh para uskup serta setelah upaya menutupi kasus-kasus itu secara sistematik oleh hirarki Katolik meledak di media Amerika Serikat pada tahun 2002.

Pola serupa pelecehan seksual telah muncul di keuskupan di seluruh dunia sejak saat itu, merongrong otoritas moral gereja dan menguras keuangannya untuk membayar miliaran dolar biaya ganti rugi.

Paus Fransiskus pada tahun 2014 membentuk sebuah komisi Vatikan yang ditujukan untuk membangun praktik terbaik guna membasmi aksi kejahatan di paroki. (ANT)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Febri Kurnia

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: