Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Pemkab Perlu Terus Bina Pelaku UKM

BI: Pemkab Perlu Terus Bina Pelaku UKM Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Bandar Lampung -

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung mengatakan Pemerintah Kabupaten Waykanan perlu terus membina dan merangkul usaha kecil dan menengah di daerah ini.

"Pemkab Waykanan juga dapat mendampingi usaha tersebut untuk lebih mempermudah akses pemasaran termasuk dalam mengemas produknya," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Lampung Arief Hartawan, di Bandarlampung, Sabtu (1/10/2016).

Ia menyatakan, BI juga mendorong pemkab setempat untuk membentuk 'branding' Waykanan agar dapat meningkatkan daya saing dengan potensi yang dimiliki masyarakat dan daerah itu.

Arief mencontohkan, upaya itu dengan menempatkan Baradatu menjadi ikon nasional produk-produk perhiasan sebagai "Swarovski"-nya Indonesia.

Menurutnya, Kabupaten Waykanan memiliki potensi sumber daya alam, salah satunya batu perhiasan anggur api. Selain itu, usaha mikro bisa ditemui sepanjang jalan utama di Waykanan menuju Provinsi Sumatera Selatan.

"Tentu masih banyak potensi lain di Waykanan belum tergali yang selama ini seakan terpinggirkan akibat lokasinya yang jauh dari Bandarlampung," ujarnya pula.

Karena itu, pihaknya melakukan koordinasi dengan Pemkab Waykanan dalam rangka menggali potensi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kabupaten ini.

Arief yang juga merangkap Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung menyatakan dengan berpedoman pada prinsip 4K (ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi strategis dalam mengelola ekspektasi masyarakat), pemerintah daerah harus berkomitmen dalam memetakan produksi dan ketersediaan pasokan.

Selanjutnya, melakukan pertemuan rutin TPID tiga bulan sekali untuk melakukan pembahasan stabilitas harga dan antisipasi gejolak harga serta melaporkannya ke TPID Lampung.

Kemudian, menyusun database harga komoditas pangan dan komoditas utama, seperti padi, jagung, dan singkong sebagai early warning system terhadap gejolak harga dalam bentuk pusat informasi harga pangan strategis, serta pembentukan roadmap TPID jangka menengah dan panjang. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: