Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Sejumlah Langkah Agar Pertamina Jadi Berkelas Dunia

Ini Sejumlah Langkah Agar Pertamina Jadi Berkelas Dunia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat energi UGM Fahmy Radhi mengatakan sejumlah langkah diperlukan agar PT Pertamina (Persero) menjadi perusahaan energi berkelas dunia.

"Pertama, Pertamina harus aktif ekspansi ladang migas di luar negeri dengan tahap awalnya lapangan yang sudah berproduksi," katanya di Jakarta, Selasa (5/12/2016).

Langkah kedua, lanjutnya, Pertamina harus ditunjuk menguasai aset melalui monetasi dengan tujuan menaikkan "international leverage"-nya.

Pertamina, menurut mantan Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas tersebut, mesti pula diberikan keistimewaan menguasai dan mengusahakan blok migas di dalam negeri.

"Selain itu, harus meminimkan intervensi, baik dalam organisasi, penambahan direksi, maupun pengambilan keputusan aksi korporasi di Pertamina," katanya.

Fahmy menambahkan bahwa Pemerintah dan DPR juga mesti memberikan keleluasaan kepada pihak Pertamina memanfaatkan keuntungan yang diperolehnya untuk bisa mewujudkan perusahaan berkelas dunia.

"Pemerintah dan DPR jangan menjadikan Pertamina sebagai 'sapi perah' dan semata-mata penyetor dividen. Berikan keleluasaan Pertamina menggunakan dividennya untuk ekspansi, terutama blok di luar negeri," ujarnya.

Pertamina kini tengah menuju perusahaan energi kelas dunia dengan konsisten menjalankan kegiatan bisnis berdasarkan prinsip tata kelola yang baik.

Laporan keuangan kuartal ketiga 2016 Pertamina menyebutkan telah menandatangani pokok-pokok kesepakatan (head of agreement/HoA) dengan Repsol untuk mengembangkan unit treated distillate aromatic extract (TDAE) di kilang Cilacap, Jateng.

Pabrik berkapasitas 60.000 ton TDAE per tahun dengan nilai investasi 80 juta dolar AS itu direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2019.

Lalu, program efisiensi "breakthrough project" (BTP) Kuartal III 2016 telah menghasilkan penghematan hingga 1,6 miliar dolar AS.

Pada tahun 2017, sejumlah proyek prioritas Pertamina di hulu antara lain gas Matindok, gas Jambaran-Tiung Biru, panas bumi Lumut Balai 1&2, dan panas bumi Ulubelu 3&4.

Pada bisnis "midstream", proyek prioritasnya seperti pipa gas Muara Karang-Muara Tawar-Tegalgede dan pipa gas Gresik-Semarang.

Di hilir, Pertamina akan fokus pada proyek langit biru kilang Cilacap dan terminal BBM Pulau Sambu.

Di luar negeri, PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) kini telah beroperasi di tiga negara, yakni Aljazair, Irak, dan Malaysia dengan produksi 120.000 barel setara minyak per hari (BOEPD).

Selanjutnya, pada tahun 2025, produksi PIEP di luar negeri ditargetkan menjadi 600.000 BOEPD yang 420.000 barel per hari adalah minyak.

Pada tahun 2030, dari ladang migas di dalam dan luar negeri diperkirakan dapat diperoleh 2.000.000 BOEPD.

Untuk itu semua, sampai 2030, Pertamina menyiapkan anggaran 146 miliar dolar AS.

Pertamina juga menjajaki ladang di Afrika Barat, Timur Tengah, Asia Barat, Rusia, dan Iran dengan cadangan minyak minimal 50 juta barel dan produksi di atas 35.000 barel per hari. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: