WE.CO.ID Tiga rangkaian peraturan ini tentunya sedikit banyak akan memengaruhi lanskap bisnis ritel dan waralaba di Indonesia. Tak sedikit perusahaan ritel dan waralaba yang harus mengubah rencana bisnisnya untuk menyesuaikan diri dengan ketiga peraturan baru itu. Tak terkecuali bagi PT Modern Putra Internasional yang memegang lisensi waralaba tunggal 7-Eleven di Indonesia.
Bisnis convenience store 7-Eleven yang dikembangkan PT Modern Putra Internasional memang begitu fenomenal. Dalam tempo tiga tahun, jaringan gerai 7-Eleven terus tumbuh pesat. Sejak mendirikan pertama kali gerai 7-Eleven di Indonesia tahun 2009, jumlah gerai 7-Eleven di Indonesia hingga April 2013 telah sebanyak 122 gerai. Dengan mengusung konsep community convenience store, keberadaan 7-Eleven di Indonesia banyak digemari masyarakat Indonesia, terutama bagi kalangan usia muda yang suka nongkrong atau berbincang lama sambil duduk makan-minum. Konsep ini sangat berbeda dengan konsep yang diterapkan gerai-gerai 7-Eleven di negara-negara lain seperti Singapura, Jepang, dan Thailand.
PT Modern Putra Internasional adalah anak usaha PT Modern Internasional Tbk. yang merupakan salah satu perusahaan utama Grup Modern. Menjadi presiden direktur PT Modern Putra Internasional adalah Henri Honoris, generasi ketiga di Grup Modern. Adapun Sungkono Honoris, ayah Henri adalah Komisaris Utama PT Modern Putra Indonesia. Sungkono adalah generasi kedua di Grup Modern. Keduanya bahu-membahu mengembalikan kejayaan Grup Modern yang sempat terhempas krisis moneter 1997 melalui pengembangan bisnis convenience store 7-Eleven.
Tahun 2012 pendapatan PT Modern Putra Indonesia telah berhasil menyumbang sekitar 50% dari total pendapatan induk perusahaan, yakni PT Modern Internasional Tbk. Bila menilik kinerja PT Modern Internasional Tbk. dalam lima tahun terakhir, nampak jelas kebangkitan bisnis perusahaan ini berkat adanya bisnis 7-Eleven. Pendapatan PT Modern Internasional Tbk. sejak tahun 2009 terus merosot, tetapi kembali merangkak naik sejak tahun 2011 dan hingga September 2012 mampu meraih pendapatan hingga Rp737 miliar. Begitu juga dengan laba bersihnya yang makin meroket dengan posisi laba bersih pada September 2012 sebesar Rp40 miliar. Dengan kontribusi pendapatan sekitar 50%, berarti separo dari pendapatan PT Modern Internasional Tbk. yang sebesar Rp737 miliar berasal dari pendapatan 7-Eleven Indonesia.
Namun, menghadapi regulasi baru itu, manajemen PT Modern Putra Indonesia nampak tenang dan mencoba menyesuaikan diri. Seperti dikutip dari beberapa media, Marketing & Public Relation Division Head PT Modern Putra Indonesia Neneng Sri Mulyati mengungkapkan akan mengikuti Permendag yang telah ditetapkan tersebut. Hanya saja pihaknya belum memutuskan kapan akan mewaralabakan gerai-gerai 7-Eleven. Begitu pula dengan kepastian apakah akan menggunakan pola waralaba sepenuhnya atau melakukan penyertaan modal. Namun, tutur Neneng, sejumlah aspek tengah dikembangkan agar siap ketika keputusan manajemen dalam merespon regulasi itu diputuskan. Apalagi saat ini jumlah gerai 7-Eleven belum sampai pada ambang batas 250 gerai.
Tantangan bisnis yang dihadapi PT Modern Putra Indonesia bukan hanya regulasi. Ia juga harus menghadapi pesaing-pesaing bisnis yang juga mengembangkan konsep convenience store seperti halnya 7-Eleven. Gerai-gerai 7-Eleven kini harus menghadapi pemain baru Lawson yang juga berkonsep convenience store. Sejumlah lokasi strategis di Jakarta kini telah bertebaran gerai-gerai Lawson.
Selain pemain baru, 7-Eeleven juga harus menghadapi pemain-pemain lama di bisnis ritel yang juga mengembangkan konsep convenience store. Misalnya, PT Indomarco Prismatama (Indomaret) bertekad memperbanyak gerai-gerai convenience store miliknya. Indomaret mengonversi sejumlah gerai minimarket miliknya menjadi outlet berkelas premium atau dikembangkan dengan konsep convenience store.
(bersambung)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fadjar Adrianto
Editor: Muhamad Ihsan
Tag Terkait:
Advertisement