Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dampak Going Digital Membuat Bisnis Milk Tea Addictea Sampai Menolak Order

Dampak Going Digital Membuat Bisnis Milk Tea Addictea Sampai Menolak Order Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Bandung -

Sukses berbisnis milk tea melalui offline sejak Desember 2011, Mutia Safrina (30) dan Saskia Pratiwi (31) mulai mengembangkan bisnisnya dengan going online pada akhir 2016 lalu. Kedua Ibu rumah tangga tersebut pun mulai fokus pada pemasaran digital untuk lebih memperluas brandnya seperti media sosial instagram, twitter, hingga bergabung dengan Google Bisnisku. Selain itu, Addictea juga mendaftarkan bisnisnya ke layanan pesan antar Go-Food.

Melalui pemasaran digital tersebut, Uti dan Saski pun merasakan dampak yang sangat cepat, dan lokasi store Addictea pun jadi mudah ditemukan customer. Permintaan dari berbagai daerah juga diakui mereka sangat banyak. Namun ketahanan produk yang hanya mampu bertahan 6 jam di luar pendingin dan satu minggu di dalam pendingin, membuatnya harus menolak order dari kota yang jauh dari Jakarta dan Bandung. Karena milk tea yang diproduksi tanpa bahan pengawet tersebut baru memiliki dua lokasi distribusi, yaitu Bandung dan Jakarta.

?Bahkan ada yang dari luar Jawa seperti Pekanbaru dan lain-lain, mereka memaksa mau membeli Addictea. Tetapi produk kita kan enggak tahan lama. Jadi customer yang jauh-jauh itu sering juga sengaja datang ke Bandung Cuma untuk membeli Addictea. Sampai ada juga yang bolak balik dari ke Bandung Cuma untuk beli ini,? ungkap Uti kepada Warta Ekonomi beberapa waktu lalu di Bandung.

Setelah menjadi trend minuman di Bandung dan di media sosial, tidak lantas membuat Uti dan Saski menaikkan harga produknya. Mereka baru menaikkan harga produk setelah 5 tahun beroperasi. Harga per botol ukuran kecil yang semula adalah Rp10 ribu, kini menjadi Rp12 ribu. Sementara untuk milk tea ukuran sedang, semula dibanrol Rp15 ribu, kini menjadi Rp18 ribu. Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan mutu dan kualitas botol kemasan yang digunakan (packaging).

Dalam mempertahankan pasar, keduanya mengaku selalu konsisten dalam memproduksi milk tea racikannya. "Kita tidak pernah mainkan produk. Meskipun lima tahun tidak naikkan harga, tetapi kita tetap konsisten dengan rasa. Tidak ada bahan baku yang kita kurangi," jelas Saski.

Saat ini, Addictea masih berusaha untuk berekspansi di luar Bandung, salah satunya adalah masuk ke mall di Jakarta. Karena sejauh ini mereka mengaku masih kesulitan untuk masuk ke mall di Jakarta. Meskipun mereka sudah memiliki distributor di Jakarta, dan sudah berhasil masuk ke pasar modern, namun mereka masih berkeinginan untuk membuka store di salah satu mall di Jakarta. Uti dan Saski juga akan berusaha masuk ke kota lain dengan tetap mempertahankan kualitas produknya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: