Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Raja Arab Undang PM Malaysia Lawatan Kerja Ke Arab Saudi

Raja Arab Undang PM Malaysia Lawatan Kerja Ke Arab Saudi Kredit Foto: Reuters/Saudi Press Agency
Warta Ekonomi, Arab Saudi -

Raja Arab Saudi dan Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, mengundang Perdana Menteri Malaysia, Dato' Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak, mengadakan lawatan kerja ke Arab Saudi pada 8 - 12 Januari 2018.

"Perdana Menteri Dato' Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak akan diiringi isteri serta pejabat dari Kantor Perdana Menteri," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Malaysia, Datin Nirvana Jalil Gani di Kuala Lumpur, Minggu.

Saat lawatan tersebut, ujar dia, Perdana Menteri dijadwalkan menghadap Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putera Mahkota Mohammed bin Salman Abdulaziz Al Saud di Riyadh.

"Pertemuan-pertemuan antara Perdana Menteri dengan Raja Salman dan Putera Mahkota Arab Saudi akan memberikan peluang kepada mereka untuk membicarakan dan bertukar-tukar pandangan mengenai isu-isu dua bangsa, regional serta masalah internasional, terutama tindakan-tindakan susulan atas isu-isu yang telah dibincangkan dan disetujui sewaktu lawatan ke Malaysia pada Maret tahun lalu," katanya.

Isu-isu tersebut meliputi kerja sama ekonomi, investasi, haji dan pendirian King Salman Center for International Peace (KSCIP) di Putrajaya.

"Pertemuan-pertemuan ini amat tepat pada waktunya dimana hubungan istimewa Malaysia dan Arab Saudi kini berada pada tahap yang tertinggi. Lawatan Perdana Menteri ke Arab Saudi ini akan memperkukuhkan lagi hubungan persahabatan antara dua negara," katanya.

Kunjungan Raja Salman ke Malaysia beberapa waktu lalu menghasilkan sejumlah kesepakatan diantaranya perusahaan minyak asal Arab Saudi, Saudi Aramco akan menginvestasikan 7 miliar dolar AS atau Rp91 triliun ke proyek kilang minyak dan petrokimia di negara bagian selatan Malaysia, Johor.

Kilang minyak yang dikelola Petronas tersebut nilainya mencapai 27 miliar dolar AS atau setara Rp351 triliun. Proyek tersebut dinamakan proyek pengembangan kilang dan petrokimia terpadu atau Refinery and Petrochemical Integrated Development (RAPID).

Baca Juga: Bali Dukung Wacana Konser Artis Internasional di Indonesia

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Gito Adiputro Wiratno

Bagikan Artikel: