Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebagai Startup, Weston Yakin Bisa Disrup PLN

Sebagai Startup, Weston Yakin Bisa Disrup PLN Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai startup atau pendatang baru di dunia usaha bidang pembangkit listrik, Weston Energy optimis mampu mendisrupsi PLN. Wynn Nathaniel Wijaya (25), Co-Founder and Head of Business Development Weston Energy mengatakan bahwa secara regulasi dirinya bisa mendisrupsi PLN. Kepada Warta Ekonomi beberapa waktu lalu Wynn pun menyebutkan bahwa ada peraturan pemerintah yang tertera dalam Undang-Undang tentang kebebasan swasta untuk masuk jika BUMN tidak mampu menjangkau. 

Wynn yang saat ini masih menyelesaikan program magister Disrupsi Ekonomi tersebut mengaku masih banyak daerah yang memerlukan sentuhan swasta karena keterbatasan pemerintah dalam melayani, khususnya di daerah pedesaan yang terpencil. Kebutuhan akan listrik dinilai sangat penting untuk pertumbuhan dan kemajuan ekonomi di desa. Namun lagi-lagi, layanan pemerintah yang belum sampai ke masyarakat membuat Weston bergerak menyasar desa-desa terpencil. 

Menurut Wynn, BUMN masih berorientasi pada profit sehingga tidak memperhatikan bagian Indonesia yang sebenarnya sangat membutuhkan bantuan. Terlebih program pemerintah saat ini adalah melakukan pemerataan kesejahteraan dengan teknologi digital yang semakin maju. 

"Nah, itu permasalahannya kenapa jadinya perkembangan BUMN di Indonesia itu lambat. Makanya, kita atasi yaudah deh kenapa kita tidak bikin sistem yang lebih efisien? Toh teknologinya udah ada. Kalau mau memajukan teknologi digital kan harus dimulai dari adanya listrik dulu, dasarnya dulu. Gimana mau berteknologi kalau listrik yang paling penting aja tidak ada," kata Wynn.

Wynn juga menyayangkan kondisi masyarakat pedesaan yang tidak mengetahui bahwa pengadaan listrik bisa diupayakan, bahkan oleh swasta. Namun, untuk tetap tidak membebankan masyarakat, Weston mengajak koperasi desa untuk bekerja sama dalam pengadaan listrik di desanya melalui sistem iuran yang bernama dana desa.

"Kita makanya nanti investasinya itu adalah desa yang membiayai investasinya, bukan masyarakat dibebankan. Sistem kita itu tidak seperti itu. Jadi, desa bikin dana desa, kita sosialisasi ke desa ini ada solusi buat desa dan lebih efisien dari lain sebagainya. Investasilah di sini. Kita bukan proyek lepas,, tapi kita juga bikin ada co-development-nya, ada pengelolaan ekonominya. Jadi, dia bukan hanya untuk kebutuhan listik, tapi juga untuk mereka produktif agar desa itu bisa mandiri. Agar desa itu investasinya bisa kembali suatu saat," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: