Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dalam Dunia Keuangan Tidak Ada Sistem yang 100 Persen Aman

Dalam Dunia Keuangan Tidak Ada Sistem yang 100 Persen Aman Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Bandung -

Dalam dunia keuangan tidak ada sistem yang 100 persen aman untuk melindungi uang dari tangan pencuri. Sebab akan selalu ada penjahat yang berusaha untuk membobol sistem keamanan. Untuk itu pihak terkait seperti perbankan harus selalu memperbaharui sistem yang dimiliki. 

“Secure seratus persen itu tidak mungkin, tapi harus ditekan, kami selalu belajar cara-cara (sistem) terbaik, karena harus berkejar-kejaran (dengan hacker),” ujar Direktur Digital Banking dan Informasi Teknologi Bank BRI, Indra Utoyo dalam paparan Cyber Resiliency at Financial Service Industry di Bandung, Sabtu (17/3/2018).

Pembaharuan sistem keamanan yang akan dilakukan saat ini, lanjut Indra, diantaranya mengganti teknologi kartu debit yang dimiliki dari magnetik menjadi chip. Kasus skimming atau pencurian data pada kartu debit yang terjadi di Kediri baru-baru ini, dilakukan pelaku dengan memasang alat skimmer. Alat ini dapat membaca kartu debit yang masih menggunakan teknologi magnetik. 

Untuk itu BRI berencana mengganti teknologi tersebut menjadi chip, teknologi yang sudah banyak digunakan di kartu kredit. Kartu kredit dengan teknologi tersebut saat ini masih tergolong aman dari kasus pencurian data. 

Rencananya seluruh kartu debit magnetik akan diganti dengan teknologi chip. Langkah tersebut dilakukan secara bertahap, dan pada tahun ini ditargetkan akan mencapai 30% dari seluruh kartu debet milik nasabah. Untuk nasabah baru, langsung akan mendapatkan kartu debit dengan teknologi chip. 

Tidak hanya melalui kartu kredit, menurut Indra, pencurian data atau pembobolan rekening juga dapat dilakukan oleh pencuri melalui transaksi digital seperti belanja online. Karenanya perlindungan data itu sangat penting karena juga bisa menjadi kunci. Sebab kalau hanya mengandalkan password, lama-lama itu juga bisa dibaca oleh hacker. 

Untuk kata kunci yang lebih aman, menurut Indra, ke depan akan mengarah ke pemindai biometrik, yakni alat yang menggunakan data biometrik untuk mengidentifikasi individu berdasarkan pengukuran karakteristik fisiologisnya. Pemindaian biometrik seprti finger print, face dan mata itu lebih mewakili individu. 

"Finger print tidak pernah ketinggalan dan lebih kuat, dan untuk mengidentifikasinya juga bisa lebih mudah," jelas Indra.

Namun lagi-lagi Indra menegaskan bahwa sebaik apapun sistem, tetap ada upaya dari pelaku kejahatan untuk melakukan fraud. Itu dapat dilakukan dari customer itu sendiri bahkan orang dalam perusahaan sendiri. Karena itu customer diminta untuk selalu berhati-hati dalam melakukan transaksi baik melalui kartu debit dan kredit maupun secara digital di internet.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: