Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Realisasi PNPB Kemenperin Capai Rp169 Miliar

Realisasi PNPB Kemenperin Capai Rp169 Miliar Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menghasilkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp169,75 miliar pada 2017.

PNBP yang dihasilkan oleh Balai Besar, Balai Riset, dan Standardisasi Industri serta Balai Sertifikasi Industri tersebut merupakan imbal jasa yang berasal dari pelayanan langsung atau service charged yang diberikan oleh UPT kepada pelaku industri dan masyarakat.

"UPT di lingkungan BPPI telah memberikan jasa pelayanan pengujian untuk 108 ribu lebih sampel uji," kata Kepala BPPI Kemenperin, Ngakan Timur Antara, di Jakarta, Rabu (20/6/2018).

Di samping itu, tahun lalu juga UPT BPPI Kemenperin memberikan pelayanan kalibrasi untuk 21 ribu lebih peralatan, layanan jasa sertifikasi untuk 2.670 pelanggan, layanan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui program pelatihan kepada 5.711 orang, dan 15 ribu layanan jasa teknis lainnya, termasuk di dalamnya kerja sama litbang dan jasa perekayasaan (engineering).

Saat ini, lanjut Ngakan, BPPI Kemenperin didukung sebanyak 24 UPT di berbagai daerah yang terdiri dari 11  unit Balai Besar, 11 unit Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri), Balai Sertifikasi Industri, serta Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri.

"PNBP pelayanan jasa teknis ini bukan dalam rangka mengejar profit, namun untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan jasa itu sendiri," tegas Ngakan.

Secara umum, PNBP bersumber pada empat kelompok penerimaan yang berbeda, yaitu dari Sumber Daya Alam (SDA), kekayaan negara yang dipisahkan, pelayanan langsung dari negara yang diterima oleh pihak pengguna jasa tersebut, dan pengelolaan barang milik negara.

"Dengan semakin besarnya kontribusi PNBP dalam anggaran maka ketergantungan anggaran dari Rupiah murni yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga akan semakin berkurang," imbuhnya.

Sementara itu, untuk memaksimalkan kinerja dalam memberikan jasa pelayanan teknis kepada industri dan masyarakat serta dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi, semua UPT di lingkungan BPPI Kemenperin akan berubah statusnya menjadi Badan Layanan Umum (BLU). 

Hingga saat ini, sudah ada empat UPT yang bertransformasi menjadi BLU, yaitu Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Bandung, Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang, serta Baristand Industri Lampung.

"Dengan menjadi BLU, sebagian kegiatan seperti litbang dan layanan teknis dapat dibiayai melalui PNBP yang menjadi sumber pendapatan sehingga tidak semata-mata hanya mengandalkan anggaran dari Rupiah murni. Dengan demikian, penganggaran dapat lebih fleksibel dan tidak sepenuhnya menjadi beban APBN," pungkasnya.

Baca Juga: Bali Dukung Wacana Konser Artis Internasional di Indonesia

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: