WE Online, Raffour - Bentrokan di Kabylie Aljazair antara pemuda penentang pemilihan presiden dan pasukan keamanan pada Kamis (17/4/2014) menyebabkan 70 orang terluka.
Kelompok pemuda secara terpisah mengganggu pemungutan suara di wilayah Bouira, tenggara Aljiers, dan menggeledah tempat-tempat pemungutan suara (TPS) setelah dibuka pada pukul 07.00 waktu setempat. Akibat aksi itu, polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka. Setidaknya 70 orang terluka, termasuk 47 polisi, dan pemungutan suara sementara ditunda di Raffour, M'Chedellah, dan Saharij.
Di Raffour sentimen antirezim sangat terasa dengan para pemuda bertopeng bersenjata dengan kain dan meneriakkan slogan-slogan bermusuhan menghadapi polisi yang menembakkan gas air mata. Mereka meneriakkan slogan termasuk ulach smah ("Tidak ada pengampunan" di Kabyle dalam dialek Berber) hingga seruan balas dendam atas penindasan berdarah protes pada 2001 saat lebih dari 100 orang tewas.
Graffiti tertulis di logam berbunyi "tidak untuk Bouteflika, tidak Benflis. Iya, untuk transisi demokrasi". Graffiti itu merujuk pada Presiden Abdelaziz Bouteflika yang mengupayakan terpilih kembali setelah 15 tahun berkuasa dan lawan utamanya Ali Benflis.
Di Ighrem serta di wilayah Bouira pemuda bersenjata dengan klub-klub memblokir pintu keluar ke kota lalu membakar ban di jalan sebelum polisi turun tangan untuk membukanya kembali. Di ibu kota tempat pasukan keamanan dikerahkan sangat banyak, polisi agresif menangkap lima pengunjuk rasa yang meneriakkan slogan-slogan anti-rezim.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Aljazair Tayeb Belaiz bersikeras pemilu itu berlangsung dalam kondisi yang baik di 50.000 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh negeri dan 23 persen pemilih telah memberikan suara mereka pada pukul 13.00 waktu setempat.
(Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
