Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AAUI: Pertumbuhan Kelas Menengah Dorong Kebutuhan Asuransi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor mengatakan terjadi peningkatan terhadap kesadaran berasuransi, khususnya pada golongan menengah ke atas. Hal ini didasari jumlah kelas menengah yang meningkat jika dibandingkan tahun lalu. Berdasarkan data Bank Dunia, 56,5% dari 236,6 juta penduduk Indonesia atau 134 juta orang termasuk dalam kelas menengah.

Lebih lanjut, Julian menjabarkan bahwa dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebutkan dari 100 orang yang disurvei ada sekitar 2% yang memahami asuransi dan 19% menggunakan asuransi. Meskipun, ia mengakui jika kesadaran manusia terhadap pentingnya berasuransi masih rendah, khususnya pada golongan bawah dengan angka 1-2%.

Julian mengatakan ada dua faktor penyebab rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya berasuransi. Faktor pertama adalah faktor ekonomi.

"Ekonomi masyarakat dulu kelas menengah sedikit. Pada dekade sekarang kelas menengah naik. Jadi, peningkatan orang yang berasuransi ada pada kelas menengah," kata Julian di Jakarta, Jumat (25/4/2014).

Faktor kedua adalah faktor kultur masyarakat. Masyarakat Indonesia masih kental oleh pengaruh kultur gotong royong dan cenderung pasrah bila musibah datang.

"Jadi, ketika ada musibah datang itu memang tidak membantu untuk mereka membeli proteksi asuransi. Jadi, ini proses berdasarkan lifestyle (gaya hidup) yang berubah akan membuat orang individualis dan akan mendorong kebutuhan asuransi bagi masyarakat kalangan menengah," tegasnya.

Sebelumnya, berdasarkan investigasi Bank Dunia, kurang dari 1% masyarakat Indonesia yang mempunyai asuransi.

Direktur Laporan Pembangunan Dunia 2014 Norman Loayza mengatakan kondisi ini jauh berbeda apabila dibandingkan dengan negara lain, seperti Turki yang 93% penduduknya terjamin asuransi.

"Penggunaan produk asuransi di Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan Malaysia, misalnya bagi petani. Penggunaan jenis asuransi ini di Malaysia mencapai 70%, sedangkan di Indonesia 0%," kata Norman dalam pemaparannya di Jakarta, Kamis (24/4/2014).

(Boyke P Siregar)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: