Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diramal Ada 3 Capres 2024, Kans Paslon Kedua Bukan Kaleng-kaleng

Diramal Ada 3 Capres 2024, Kans Paslon Kedua Bukan Kaleng-kaleng Kredit Foto: Instagram/Puan Maharani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chanigo mengaku tak menutup kemungkinan akan ada desain PDIP dan Gerindra dalam Pilpres 2024. Ia melihat, bisa saja desain itu Prabowo Subianto-Puan Maharani atau kader PDIP lainnya, mengingat hubungan kedua partai itu semakin tampak mesra.

"Nanti AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) bisa masuk lewat koalisi poros baru di luar PDIP dan Gerindra. Misalnya Pilpres 2024 minimal tiga pasang capres/cawapres," ujar Pangi saat dihubungi, Senin (10/8/2020).

Pangi memprediksi Pilpres 2024 tidak lagi diikuti dua poros head to head seperti yang terjadi pada Pilpres 2014 dan 2019. Misalnya jika diikuti tiga pasangan calon, simulasinya, Prabowo-Puan, Anies-AHY, dan Airlangga Hartato-Ridwan Kamil.

Baca Juga: PA 212: Prabowo Udah Usang, Gerindra Berang...

Baca Juga: Prabowo & AHY Tak Mungkin Berjodoh, Pengamat Beberkan Sebabnya...

Namun, menurut Pangi, kans Anies-AHY tak bisa juga dianggap remeh. Sebab bisa menjadi lawan tanding yang sebanding dengan Prabowo-Puan. Terlebih, muncul nama Ganjar Pranowo yang disebut-sebut elektabilitasnya terus mengalami peningakatan dibanding Prabowo dan Anies.

"Bukan berarti nanti Prabowo enggak dapat lawan tanding, justru nanti ini berbahaya. Elektabilitas Prabowo sudah klimaks, kata banyak orang tinggal menunggu turunnya saja. Kalau sekarang elektabilitasnya masih nomor 1 karena belum ada deklarasi capres. Sementara Prabowo sudah tiga kali berlaga dalam pilpres, elektabilitasnya sudah deedlock, jenuh di angka itu saja. Kecuali wakilnya nanti mampu mendongkrak memberikan insentif elektoral tambahan," jelasnya.

Di sisi lain, Pangi menyebut, Pilpres 2024 ini bandungnya masih jauh dan masih sangat dinamis sehingga apa pun kemungkinan masih terjadi. Bahkan bukan tidak mungkin nanti ada capres yang tak terbaca, tak terhitung secara matematika politik, namun leading menjadi calon dan terpilih.

"Mana ada orang dulu menduga bahwa KH Ma'ruf Amin bakal menjadi wapres dan cawapres Jokowi. Ini realitas politik yang di ujung. Biasanya peristiwa penting dalam politik bermain di zonasi injure time, ada kejutan dan cuaca politik bisa berubah secara ekstrem termasuk peta politik itu sendiri," pungkas dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: