Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alasan-alasan Masker Scuba dan Buff Gak Boleh Dipakai

Alasan-alasan Masker Scuba dan Buff Gak Boleh Dipakai Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masker menjadi salah satu cara mencegah penularan virus corona atau COVID-19 yang efektif. Namun tidak sembarangan masker bisa dipakai dan harus diperhatikan tingkat kerapatan pori-pori serta waktu pemakaian masker.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI, dr. Achmad Yurianto mengimbau masyarakat untuk memakai masker yang baik dan bahan yang benar. Ia menjelaskan ada tiga jenis masker yang direkomendasikan, yakni masker N95, masker bedah dan msker kain.

Baca Juga: Apa Itu Masker Scuba?

"Saya sering mengatakan masker itu ada tiga, pertama masker N95. Ini memang sudah standar yang tinggi karena dipakai petugas-petugas kesehatan yang langsung berhadapan dengan virus di laboratorium. Kemudian masker bedah yang biasa dipakai tenaga medis dan ketiga masker kain," katanya dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (22/9/2020).

Masker kain yang banyak dipakai masyarakat tidak boleh sembarangan dengan kain tipis seperti masker scuba dan buff. Yuri mengatakan, penggunaan masker kain setidaknya dua lapis.

Lapisan kain bagian dalam masker dapat menyerap cairan dari mulut kita. Gunakan masker kain selama maksimal tiga jam, setelah itu ganti dengan masker yang bersih.

"Tidak ada masker buff atau masker scuba, karena begitu masker tersebut ditarik pori-porinya akan terbuka lebar. Masker tersebut tidak memenuhi syarat," terangnya.

Seperti yang kita tahu, COVID-19 menyebar secara cepat melalui percikan droplet baik saat bersin maupun batuk. Memakai masker adalah salah satu cara efektif untuk menahan droplet tersebut menyebar.

Tingkat risiko penularan virus corona akan semakin menurun apabila seseorang memakai masker. Ia pun membaginya ke dalam empat tingkatan.

Pertama, apabila seseorang yang membawa virus atau sakit tidak menggunakan masker dan melakukan kontak dekat dengan orang rentan, maka kemungkinan penularan sangat tinggi.

Kedua, orang yang sakit tidak pakai masker, sementara kelompok rentan memakai masker maka potensi penularan tinggi.

Ketiga, orang sakit pakai masker, sementara orang sehat tidak pakai masker maka tingkat penularannya sedang.

"Keempat, jika keduanya pakai masker, maka potensi penularan hanya rendah. Dan akan menjadi sangat rendah jika ditambah menjaga jarak antara satu sampai dua meter," pungkas Yuri.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: