WE Online, Jakarta - Dalam rangka peningkatan perlindungan konsumen, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meminta basis data agen asuransi kepada seluruh industri asuransi baik asuransi umum maupun jiwa. Saat ini, pihak OJK sedang menyusun basis data agen-agen individual asuransi.
"Kami meminta perusahaan asuransi untuk menyampaikan data seluruh agen per individu yang mereka miliki untuk menjadi database kami supaya bisa melacak track record-nya," ujar Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) I OJK Ngalim Sawega saat ditemui di Gedung OJK, Jakarta, Kamis (21/8/2014).
Dia mengatakan bahwa upaya ini sejalan dengan keinginan OJK untuk menyelesaikan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam sengketa konsumen dengan perusahaan asuransi di Indonesia.
"Tindakan agen jadi tanggung jawab perusahaan asuransi jadi harus diketahui agen yang menjual ke kita itu resmi atau tidak, sesuai dengan polis atau tidak dalam penyampaiannya. Banyak dispute antara perusahaan asuransi itu dengan tertanggung karena agennya. Karena itu, jadi penting agen diketahui track record-nya," papar Ngalim.
Ia mengatakan bahwa pada tanggal 7 Juni 2014 OJK telah berkoordinasi dengan AAJI dan AAUI sebagai pihak yang menerbitkan sertifikat keagenan asuransi.
"Agar AAJI dan AAUI menyampaikan data agen untuk dilakukan cross check dengan data dari perusahaan asuransi," jelasnya.
Berdasarkan data AAJI, saat ini agen asuransi jiwa yang telah besertifikat ada sebanyak satu juta agen, namun yang tercatat masih aktif sebagai agen asuransi sebanyak 360 ribu agen. Kemudian menurut data AAUI, agen asuransi umum yang besertifikat saat ini berjumlah 18.000 agen. Sedangkan, agen yang besertifikat khusus untuk penjualan surety bond sebanyak 1.300 agen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
