Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar: Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Latih Masyarakat untuk Hemat

Warta Ekonomi -

WE Online, Manado - Pakar ekonomi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Drs Rudy Johanes Pusung ME Ak CA mengatakan wacana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bisa melatih masyarakat untuk berhemat.

"Melatih warga masyarakat berhemat makanya harga BBM itu perlu ditinggikan biar semua tahu menghargai uang," kata Rudy di Manado, Jumat.

Rudy mengatakan dengan menaikkan harga BBM bersubsidi otomatis meminimalisir defisit anggaran negara.

"Dan yang paling penting manfaatnya itu revolusi mental yang pemboros menjadi lebih hemat dari masyarakat Indonesia, khususnya juga di Sulut," kata Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.

Pemerintah, katanya, memang perlu membuat kebijakan baru dalam membantu masyarakat kecil, tapi tidak berbentuk bantuan langsung tunai (BLT). Intinya warga masyarakat diberi kail dan bukan ikan, itu bentuk subsidi yang mendidik, sebab kalau kondisi dibatasi seperti sekarang efeknya justru pemborosan di masyarakat.

Kalau Presiden Jokowi menaikkan BBM menggambarkan Negarawan, katanya, kalau tidak itu tergambar sebagai politikus yang tidak berani membuat kebijakan tidak populis. Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menaikkan harga BBM untuk menyelesaikan krisis kelangkaan BBM saat ini. Memang, katanya, wacana kenaikan BBM bersubsidi tersebut perlu direncanakan dengan matang, karena menyangkut pada nasib masyarakat.

Customer Relation Pertamina MOR VII, Ibnu Adiwena mengatakan saat wacana kenaikan BBM tersebut, Pertamina sedang melakukan normalisasi BBM bersubsidi.

"Normalisasi ini mulai dilakukan awal minggu ke tiga Agustus 2014," kata Ibnu.

Langkah ini ditempuh, setelah banyak terjadi antrean pembelian BBM bersubsidi di sejumlah daerah sehingga Pertamina putuskan menyalurkan lagi.

"Dengan mencermati perkembangan situasi yang terjadi di masyarakat, mulai pekan ini Pertamina memutuskan untuk melakukan normalisasi pasokan BBM bersubsidi, baik untuk premium maupun solar," kata Ibnu.

Namun demikian, kata Ibnu, penyaluran tetap akan dilakukan secara terukur dan terarah sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.

"Penyaluran BBM bersubsidi ke SPBU dilakukan normalisasi untuk memulihkan situasi," katanya. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: