Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Empat Strategi Krakatau Steel Untuk Optimalkan Kinerja

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta – Manajemen PT Krakatau Steel Tbk (PT KS) tengah menjalankan empat strategi guna mengoptimalkan kinerja perusahaan ke depan. Langkah-langkah tersebut adalah meningkatkan daya saing biaya, memperbesar kapasitas produksi, meningkatkan produk bernilai tambah tinggi, dan meningkatkan bisnis non-baja.

Direktur Utama PT KS Irvan K Hakim mengatakan, keempat langkah strategi yang dijalankan oleh manajemen bertujuan agar kapasitas produksi perusahaaan meningkat 127%, dari 3,15 juta ton pada 2013 menjadi 7,15 juta ton pada 2018 dan peningkatan pendapatan non-baja sebesar 87% dari US$ 333 juta menjadi US$ 624 juta pada periode yang sama.

“Daya saing PT KS juga akan ditingkatkan melalui penurunan biaya produksi slab baja sebesar 13% dan memproduksi produk-produk bernilai tambah tinggi, dari 200 ribu ton menjadi 860 ribu ton sepanjang periode 2013-2018,” jelas Irvan di Jakarta, lewat keterangan tertulis yang diterima Minggu (31/8).

Lebih lanjut Irvan memaparkan, peningkatan kapasitas produksi dilakukan guna memenuhi pasar baja domestik yang terus tumbuh serta mempertahankan posisi Krakatau Steel sebagai pemasok baja utama. Oleh karena itu, Krakatau Steel akan membangun hot strip mill (HSM) II, yakni lini baru untuk memproduksi baja lembaran canai panas berkapasitas 1,5 juta ton/tahun, serta yang telah selesai adalah pendirian pabrik baja terpadu PT Krakatau Posco dengan kapasitas produksi 3 juta ton/tahun, terdiri atas produksi 1,5 juta ton pelat dan 1,5 jutaan ton slab untuk bahan baku perseroan, serta pendirian pabrik baja profil dan batangan PT Krakatau Osaka Steel (bekerjasama dengan Osaka Steel Corporation) berkapasitas 500 ribu ton/tahun.

Sementara itu, upaya meningkatkan daya saing biaya dilakukan melalui pembangunan pabrik Blast Furnace, dengan target menurunkan biaya produksi slab SSP1 dan SSP2 sebesar US$ 64 per ton, yang dihasilkan melalui penurunan biaya bahan baku dan konsumsi listrik di Steelmaking.

Sedangkan peningkatan produksi produk-produk bernilai tambah tinggi dilakukan, menurut Irvan, antara lain dilakukan melalui pembangunan pabrik Galvanizing & Annealing Line PT Krakatau Nippon Steel Sumikin. Pabrik hasil kerja sama dengan Nippon Steel Sumitomo Metal Corporation ini akan memproduksi baja galvanizing dan anealing untuk sektor otomotif dengan kapasitas 500.000 ton per tahun

Irvan menambahkan, manajemen juga melakukan diversifikasi portofolio guna memperbesar pendapatan dari bisnis non-baja, melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga gas & uap PT Krakatau Daya Listrik, sebesar 120 MW, guna memenuhi kebutuhan listrik perseroan, menurunkan biaya produksi dan meningkatkan keandalan peralatan. Melalui PT Krakatau Tirta Industri, kapasitas pasokan air bersih ke kawasan industri akan ditingkatkan dari 37 juta meter kubik (M3) menjadi 56 juta M3/tahun serta ekspansi kapasitas pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera sehingga pelayanan bongkar muat meningkat dari 10 juta ton menjadi 25 juta ton/tahun.

Seluruh strategi tersebut dijalankan manajemen guna menyikapi dinamika perekonomian global saat ini dan di masa mendatang. Irvan K Hakim menjelaskan, hingga pertengahan tahun 2014, pertumbuhan ekonomi dunia masih mengalami perlambatan sebagai dampak krisis keuangan yang berkepanjangan di negara Eropa.

“Kondisi ekonomi dunia tersebut berdampak pada menurunnya jumlah permintaan baja di pasar global maupun domestik yang diikuti dengan turunnya harga jual produk. Hal tersebut diperburuk dengan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,” ujar dia.

Menurut Irvan, menghadapi kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian, tingginya kenaikan harga energi, pelemahan rupiah, tekanan berupa membanjirnya produk baja impor dan lain-lain, perseroan dalam jangka pendek menerapkan strategi "make or buy" di pabrik hulu Iron & Steel Making dan pengoperasian pada level kapasitas yang optimum di pabrik hilir Rolling Mill.

Pemilihan pola ini akan diikuti dengan pengaturan tenaga kerja pada bagian Iron & Steel Making. Pola operasi ini diharapkan tidak berjalan dalam waktu yang lama dan akan dilakukan penyesuaian sejalan dengan perbaikan ekonomi dunia dan kondisi pasar baja yang lebih baik serta selesainya beberapa proyek strategis yang sedang dilaksanakan.

Selain dari aspek operasional, pada tahun 2014-2015 perseroan juga sedang menjalankan program peningkatan pendapatan dari aspek non operasional melalui optimalisasi lahan PT KS Group seluas +/- 62,5 hektare (ha) dengan keuntungan bersih +/- US$ 115,69 juta. Program optimatisasi lahan tersebut diharapkan dapat memperbaiki kinerja Perseroan dari aspek profitabilitas maupun likuiditas. Perseroan juga merencanakan pembelian lahan pengganti dengan harga yang lebih murah untuk mengantisipasi kebutuhan lahan pengembangan industri ke depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Advertisement

Bagikan Artikel: