WE Online, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai tensi geopolitik Ukraina dan Timur Tengah telah mempengaruhi pasar keuangan global yang bergerak variatif.
"Selain itu, ekspektasi keberlanjutan kebijakan akomodatif yang diambil oleh para pemangku kebijakan keuangan di Amerika Serikat dan Eropa juga turut mempengaruhi kondisi pasar," jelas Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad saat ditemui akhir pekan lalu.
Bahkan, menurut Muliaman, Chairman Fed Janet Yellen menyatakan perlunya pendekatan "pragmatis" dalam kebijakan moneter ketika slack di pasar tenaga kerja masih berlaku. Hal ini untuk memungkinkan para pengambil kebijakan melakukan evaluasi perkembangan data ekonomi secara tepat.
Sementara itu, Presiden ECB Mario Draghi telah menegaskan bahwa ECB siap memanfaatkan semua instrumen yang tersedia apabila tingkat inflasi zona euro kembali turun.
"Kondisi ini antara lain ditunjukkan oleh pergerakan positif beberapa bursa-bursa saham global di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok," tukas Muliaman.
Sementara itu, pergerakan nilai tukar global bergerak melemah terhadap US dolar. Beberapa mata uang asing yang mengalami pelemahan terhadap US dolar adalah yen dan euro.
Terkait hal tersebut, menurut Muliaman, indikator pasar keuangan domestik saat ini juga bergerak variatif. Selain dipengaruhi pasar keuangan global, ekspektasi pasar terhadap kepemimpinan nasional yang baru juga sedikit mempengaruhi pergerakan di pasar saham modal domestik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
