Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tiongkok Minta Hapus Bea Keluar Produk Sawit

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Kalangan pengusaha sawit Tiongkok meminta pemerintah Indonesia untuk menghapuskan bea keluar produk sawit agar dapat mengurangi dan mencegah persaingan tidak sehat di antara para pengusaha industri kelapa sawit di Tiongkok.

"Pemerintah mempertimbangkan permohonan penghapusan bea keluar, namun harus mempertimbangkan kepentingan Indonesia," tegas Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dalam pertemuan tertutup dengan "China Cleaning Industry Association (CCIA)" di Shanghai,Jumat(19/9), kata Direktur Pengembangan Promosi dan Citra, Pradnyawati, Sabtu (20/9/2014).

Wamendag Bayu Krisnamurthi melakukan pertemuan dengan kalangan industri sawit Tiongkok dalam rangka memperluas pasar produk sawit Indonesia dan turunannya, ke pasar dengan jumlah penduduk terbesar di dunia yakni sekitar 1,4 miliar penduduk, kata Pradnyawati.

Tapi Wamendag menolak penghapusan bea keluar seperti yang diminta para pengusaha Tiongkok, namun untuk tetap memperluas pasar sawit ke negara tersebut, Wamendag meminta Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meningkatkan secara intensif komunikasi dengan para pelaku industri kelapa sawit Tiongkok.

"Pemerintah Indonesia memperhatikan berbagai faktor yang terjadi dalam industri kelapa sawit dengan mitra kerja samanya dan mendorong industri kelapa sawit untuk dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga Indonesia," ujar Bayu.

Bagi Indonesia, Tiongkok merupakan importir kelapa sawit terbesar ketiga setelah India dan Uni Eropa. Karena itu, Indonesia optimis pertemuan ini bisa menciptakan terobosan penting guna menggenjot ekspor kelapa sawit ke negeri Tirai Bambu ini. "Sejauh ini tren para pelaku usaha kelapa sawit masih positif untuk meningkat," ujar Wamendag.

Dalam pertemuan itu, Wamendag didampingi Staf Ahli Bidang Kebijakan Perdagangan Luar Negeri dan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Arlinda Imbang Jaya, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Ari Satria, dan Konsulat Jenderal Shanghai Kenssy Dwie Kaningsih. Turut hadir pula pengurus GAPKI, Ketua Joefly Bahroeny, Direktur Eksekutif Fadhil Hasan, dan Sekretaris Jenderal Joko Supriyono.

Sementara itu, para pelaku kelapa sawit Tiongkok yang turut hadir di antaranya Chairman of China Cleaning Industry Association (CCIA) Zhen Wu-Hong, Deputy Secretary General CCIA Zhang Huatao, Chairman Zhejiang Zanyu Technology Co, Ltd Yinjun, Executive Chairman Teck Guan (China) Ltd, Fang Riming, dan Perwakilan Taicang Co. Ltd Iskandar Tanuwidjaya, tambah Pradnyawati.

Usai pertemuan ini, Wamendag berbicara dalam focus group discussion tentang minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang diadakan oleh GAPKI. Dalam rangka meningkatkan kinerja ekspor impor produk kelapa sawit Indonesia dengan Tiongkok, ia kembali mengajak para peserta diskusi untuk aktif mengkomunikasikan kebutuhan mereka sehingga pemerintah dapat lebih memperhatikan kebutuhannya saat merencanakan kebijakan seputar kelapa sawit. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: