Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika Ahok Mencari Pasangan (Bagian II-Habis)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Penjelasan Ahok ini mengisyaratkan ia bakal memilih Sarwo Handayani sebagai wagub karena beberapa kali dia menyebut anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) itu layak mendampinginya. Sarwo adalah birokrat dan dianggap Ahok mampu bekerja.

"(Cawagub DKI) perempuan saja, kayaknya lebih cocok. Biar enggak berantem. Yang lebih senior dari saya dan lebih mengerti saya," ujar mantan Bupati Belitung Timur ini.

Mengapa ia lebih memilih perempuan sebagai wakilnya, ternyata ada ceritanya.

Ahok mengisahkan, dulu ia pernah bekerja di sebuah yayasan di Belitung Timur. Meskipun saat itu ia masih muda, Ahok dipilih untuk memimpin yayasan tersebut dan wakilnya adalah seorang perempuan berusia lanjut.

Menurut Ahok, wakilnya itu terus mengingatkannya jika dia melakukan kesalahan. "Jadi bisa seperti kakak. Saya mau wagub yang seperti itu," kata Ahok.

Selama ini, Ahok sering menyebut satu sosok perempuan yang dianggapnya pas untuk mendampinginya dalam memimpin DKI Jakarta. Perempuan itu adalah Sarwo Handayani. Bahkan, beberapa waktu lalu, Ahok berjanji bakal menggandeng birokrat yang akrab disapa Yani itu untuk menjadi wagub bila dia resmi dilantik sebagai gubernur.

Namun, sejauh ini Sarwo Handayani mengaku belum menerima arahan apa pun dari Ahok. Meskipun demikian, dia mengaku siap jika diberi tugas. "Di mana pun ditempatkan, saya harus siap," katanya.

Yani sendiri telah memasuki masa pensiun pada 1 November 2014. Sebelumnya, ia pernah mendapatkan dua kali perpanjangan masa jabatan sebagai PNS DKI Jakarta. Dia dinilai menguasai tata ruang, reklamasi, dan proyek NCICD (peninggian tanggul laut utara).

Gubernur DKI Jakarta mengaku ingin berpasangan dengan wagub yang mampu bekerja secara cepat dalam menyelesaikan segala pekerjaan. "Pekerjaan kami sangat banyak, saya butuh wakil, terutama yang bisa bekerja cepat supaya pekerjaan juga cepat selesai, apalagi, sisa masa jabatan saya hanya tinggal tiga tahun lagi," katanya.

Dia menyebutkan, meskipun sudah ada empat deputi yang selama ini telah mendampinginya mengerjakan sejumlah pekerjaan, tetapi peran wagub tetap diperlukan. Hanya saja wagubnya bukan berasal dari parpol, karena dikhawatirkan nantinya tidak akan fokus terhadap tugasnya sebagai wakil gubernur.

"Saya sudah kenal betul bagaimana watak orang politik, bisa capek saya. Saya mau wagub bisa bekerja dengan baik dan cepat untuk mewujudkan Jakarta Baru," katanya sambil menambahkan, saat ini dia masih menunggu Peraturan Pemerintah (PP) sebagai turunan dari Perppu Nomor 1 Tahun 2014.

Apabila, dalam PP tersebut ditentukan wagub harus berasal dari parpol, maka ketentuan itu akan dipatuhinya. "Ya sudah, tidak apa-apalah. Yang penting mau kerja dan bisa kerja cepat. Pokoknya harus siap kerja," ujar Ahok. (Ant/Illa Kartila) HABIS

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: