Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menuntaskan Tahun Politik (Bagian III-Habis)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Publik sedang menanti ke mana arah dan keputusan apa yang akan dicapai dari perundangan alot antardua koalisi di parlemen. Lama-kelamaan publik bisa bosan juga mengikuti perkembangan di parlemen.

Inilah tahun politik yang telah ditetapkan sebagai "titel" untuk 2014. Tahun dengan rangkaian agenda politik yang menegangkan dan melelahkan publik secara fisik dan batin.

Setelah setahun mengikuti seluruh rangkaian agenda politik, masyarakat di berbagai daerah sudah akan dihadapkan lagi pada agenda pemilihan kepala daerah pada tahun 2015 walaupun masih harus menunggu selesainya pembahasan Perpu Pilkada. Belum selesai lelah dan tegang selepas tahun politik, sebagian masyarakat sudah harus menghadapi agenda politik lagi.

Betapa padat agenda politik di negeri ini karena setiap tahun ada saja pemilu, bahkan bisa beberapa kali. Bukan hanya pemilu anggota legislatif, pilpres, dan pilkada seperti tahun 2014, masyarakat di sejumlah daerah juga dihadapkan pada agenda pemilihan kepala desa (pilkades) yang tentu saja penuh ingar-bingar walaupun skalanya hanya tingkat desa.

Belum lagi, ada pemilihan umum untuk memilih ketua rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW). Padatnya jadwal pemilu di semua tingkatan itu tentu sangat menyita waktu dan tenaga masyarakat. Masyarakat kehilangan waktu cukup banyak untuk menjalankan kegiatan lain yang lebih produktif hanya demi meluangkan waktu dan tenaga untuk melaksanakan agenda bernama demokrasi.

Tidakkah ada cara yang lebih simpel (praktis) bagi masyarakat dalam menjalankan atau mewujudkan demokrasi? Tampaknya pemerintah dan elite-elite parpol perlu memikirkan hal itu karena tantangan bangsa dan masyarakat ke depan tidak hanya terfokus pada bagaimana melaksanakan demokrasi, tetapi yang terpenting adalah mendongkrak produktivitas di semua bidang. Tahun 2015 adalah dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau dalam bahasa sederhana diterjermahkan sebagai pasar bebas ASEAN.

MEA membutuhkan kekuatan bangsa-bangsa yang bersandarkan pada produktivitas, bukan pada demokratisasi. Oleh karena itu, mungkin saja maksud memunculkan wacana peniadaan atau pemunduran Pilkada 2015 menjadi serentak pada tahun 2016 dalam rangka penyiapan agar masyarakat dan pemerintah bisa fokus terlebih dahulu menghadapi MEA, di samping bisa saja karena alasan Perpu Pilkada. Yang pasti wacana pemunduran pilkada itu mendapat sambutan dari sejumlah partai politik dan anggota parlemen.

Peniadaan agenda politik nasional berupa Pilkada 2015 tampaknya akan menjadi ruang bagi publik untuk "menarik napas sejenak" dari ingar-bingar politik yang telah melelahkan dan menegangkan dalam kurun waktu 2014.

Apapun alasan penundaan atau pemunduran itu akan membuat masyarakat di beberapa daerah terbebas dari agenda politik berupa pilkada. Dengan demikian, akan bisa menikmati relaksasi dan mendongkrak produktivitas pada tahun 2015. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: