Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Babak Awal Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya (Bagian II)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Menurut dia, dari silpa dua tahun anggaran saja bisa terkumpul Rp9 triliun atau menyisihkan 10 persen dari PKB tiap tahun yang rata-rata Rp3,5 triliun, maka dalam dua tahun akan terkumpul Rp7 triliun.

Apabila mengambil dari silpa APBD atau 10 persen dari PKB yang langsung disisihkan tiap tahun, kata Sunatra, maka dalam dua tahun terkumpul dana Rp16 triliun, nilai yang melebihi perkiraan dana yang diperlukan Rp14 triliun.

"Jadi dana itu belum ditambah dari APBN. Masa iya Presiden diam saja. Pasti istana membantu," katanya.

Dikatakan dia, pembangunan jalan tol tersebut memang sudah sangat mendesak karena tiap tahun warga dihadapkan pada kemacetan.

Dukungan Daerah Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya ini didukung oleh Wali Kota Tasikmalaya Budiman karena jalan bebas hambatan tersebut dinilainya akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di wilayah Priangan.

"Selain akan mengentaskan masalah kemacetan di jalur selatan saat arus mudik ataupun arus balik Lebaran, jalan tol di jalur selatan itu pun akan membangkitkan kondisi perekonomian di wilayah priangan, " kata Budiman.

Menurut dia, usulan pembangunan jalan tol di wilayah selatan sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Bahkan usulan disampaikan oleh enam kepala daerah di wilayah priangan timur.

"Jadi kami sudah mengusulkan bersama. Intinya di wilayah Priangan Timur seperti Tasikmalaya tentunya semua mendukung. Terakhir 2015 awal saat pembahasan Musrenbang 2016 sudah kami usulkan kepada pusat untuk segera membangun tol. Ini sudah mendesak," kata dia.

Selama ini, menurut dia, wilayah priangan timur iklim investasinya sangat terhambat karena infrastruktu padahal di wilayah tersebut sangat membutuhkan lapangan kerja.

"Seperti masalah Nagreg, gentong menjadi penghambat industri. Makanya harus ada solusi untuk mendongkrak investasi ke wilayah kami. Keberadaan jalur lingkar Gentong dan Nagreg tidak mampu mengatasi persoalan infrastruktur di selatan Jabar. Oleh karena itu, wilayah di priangan timur harus ada percepatan jalan tol," kata dia.

Sementara itu, Pengamat Transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Ofyar Z Tamin menambahkan dalam sebelum memutuskan untuk membangunan sebuah jalan tol harus mempertimbangan sejumlah analisis yakni analisis kelayakan, analisis teknis, analisis finasial, analisis dampak lingkungan dan analisis sosial.

"Kalau semua layak maka selanjutnya tinggal dirancang, setelah itu baru di bangun," kata Ofyar.

Ia juga meminta pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya ini harus menjadi bagian jalan utuh dengan sistem aringan jalan tol lintas Selatan Jawa yakni dari Bandung ke Yogjakarta ke Madiun sampai ke Surabaya, Jawa Timur.

"Jadi yang namanya Bandung-Tasikmalaya ini tidak boleh stop atau terhenti di Tasikmalaya saja, harus terhubungan dengan jaringan jalan tol lintas selatan. yang belum tahu kapan akan dikerjakan," ujar dia.

Jalan tol tersebut, lanjut dia, jangan hanya mengandalkan pergerakan kendaraan saat arus mudik dan balik Lebaran semata, karena dikhawatirkan tidak akan ada investor yang tertarik dengan jalan tol ini.

Terkait kondisi pengaruh geografis Jabar Selatan yang berbukit-bukit terhadap pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya, ia mengatakan hal tersebut bisa diatasi dengan teknologi dan sumber daya manusia yang ada saat ini.

"Memang kondisi alam ini akan cukup berat dalam pembangunannya, tapi saya pikir ini tidak masalah yah. Ini bisa diatasi dengan adanya tekonologi. Cuma memang harus dibayar dengan biaya kontruksi yang lebih mahal saja karena kondisi alamnya demikian," kata dia.

Namun, lanjut dia, jika pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan di Jabar Selatan maka ada hal yang lebih tepat dibandingkan membangun jalan tol tersebut.

"Menurut saya kita tidak usah berpikir jalan tol dulu, karena yang namanya nasional di kabupaten/provinsi bisa diperbaiki dulu. Dan menambah jaringan jalan bukan solusi, tapi yang dilakukan saat ini ialah memperbaiki jaringan jalan yg ada, karena yang ada sekarang kapasitas jaringan jalannya menurun," kata dia. (Ant) SELESAI

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: