Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penguatan Kurs Dolar Terhenti di Perdagangan Asia

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Penguatan kurs dolar selama tiga hari berturut-turut didorong oleh pertumbuhan ekonomi positif AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve awal September terhenti di perdagangan Asia pada Jumat (31/7/2015), setelah melemah terhadap yen.

Pada perdagangan sore di Tokyo, greenback dibeli 123,97 yen terhadap 124,15 yen di New York pada Kamis sore, di mana sempat melompat ke 124,50 yen. Euro menguat menjadi 1,0945 dolar dari 1,0931 dolar, sementara itu turun tipis menjadi 135,69 yen dari 135,70 yen di perdagangan AS.

Pada Kamis, Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa ekonomi utama dunia itu bertumbuh pada tingkat tahunan 2,3 persen dalam periode April-Juni, terkuat sejak kuartal ketiga 2014. Sementara angka itu sedikit di bawah harapan, departemen juga merevisi estimasi pada kuartal pertama tahun ini -- yang terpukul oleh cuaca musim dingin yang parah -- menjadi tumbuh 0,6 persen dari kontraksi 0,2 persen.

"Dolar AS masih didukung oleh siklus pengetatan The Fed yang kian mendekat," Imre Speizer, analis pasar senior di Westpac Banking Corp di Auckland, mengatakan kepada Bloomberg News.

"Karena kita lebih dekat ke tanggal tersebut dan kemungkinan mendapatkan petunjuk dari pidato para pejabat selama beberapa minggu ke depan, saya perkirakan dolar akan melanjutkan tren kenaikannya." The Fed telah menyatakan bahwa ia akan menaikkan suku bunga pada akhir tahun, dengan para analis memperkirakan September atau Desember sebagai bulan-bulan yang paling mungkin untuk pengumuman. Angka-angka pertumbuhan terbaru telah memicu spekulasi bank akan bergerak lebih cepat daripada yang diperkirakan.

Pada Jumat pagi, putaran lain data inflasi Jepang lemah memicu pembicaraan pelonggaran moneter oleh bank sentral negara itu.

Kementerian dalam negeri mengatakan belanja rumah tangga turun 2,0 persen tahun-ke-tahun pada Juni terhadap ekspektasi pasar untuk kenaikan, setelah peningkatan 4,8 persen pada Mei.

Inflasi inti, tidak termasuk harga makanan segar yang mudah berubah, naik 0,1 persen, jauh di bawah target bank sentral Jepang (BoJ) sebesar 2,0 persen.

"BoJ mengalami sedikit masalah dengan data inflasi itu, di dalamnya tidak melakukan apa yang mereka inginkan. Inflasi bersikeras tetap rendah," National Australia Bank mengatakan dalam sebuah komentar.

Dolar sebagian besar lebih tinggi terhadap mata uang Asia-Pasifik. Unit AS meningkat menjadi 13.487 rupiah Indonesia dari 13.470 rupiah pada Kamis, menjadi 35,14 baht Thailand dari 35,08 baht, dan menjadi 64,03 rupee India dari 63,95 rupee.

Greenback juga naik menjadi 1,3727 dolar Singapura dari 1,3706 dolar Singapura, menjadi 45,65 peso Filipina dari 45,61 peso, dan menjadi 31,55 dolar Taiwan dari 31,45 dolar Taiwan. Tetapi dolar melemah menjadi 1.168,24 won Korea Selatan dari 1.168,93 won. Dolar Australia merosot ke 73,01 sen AS dari 73,11 sen AS, sedangkan yuan Tiongkok diambil 19,94 yen terhadap 19,95 yen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: