Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lamudi: Mengapa Bekerja di Pasar Berkembang?

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat di dunia merasakan adanya transformasi lanskap global yang banyak menyoroti emerging markets atau pasar negara berkembang. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tahun 2016 nanti diperkirakan 88 persen populasi dunia akan menetap di negara-negara berkembang ini.

Portal real estate Lamudi yang beroperasi secara eksklusif di pasar negara berkembang, mengeksplorasi faktor-faktor kunci dalam mencapai kesuksesan bisnis di negara-negara ini.

Perkiraan Pertumbuhan Tiga Kali Lipat Negara Maju antara 2013-2020

Menurut data dari Euromonitor International, dalam kurun waktu tujuh tahun antara 2013 dan 2020, ekonomi pasar yang berkembang diperkirakan tumbuh tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan ekonomi negara maju, dengan persentase rata-rata 65 persen dari pertumbuhan ekonomi global. Meskipun tidak semua pasar berkembang tumbuh pada tingkat yang sama, output ekonomi secara keseluruhan dari kelompok ini meningkat dari tahun ke tahun.

Setiap Negara Berbeda

Nyatanya, banyak yang menganggap semua negara di benua, atau suatu daerah, berada dalam golongan yang sama. Namun, terdapat perbedaan besar antara satu negara dengan negara yang lain, terlepas dari persamaan yang mereka miliki. Dari penetrasi internet hingga pembangunan infrastruktur, budaya lokal sampai dengan hukum perpajakan, setiap negara di pasar negara berkembang perlu pendekatan yang berbeda, dengan menempatkan strategi bisnis yang sesuai. Contoh Kenya dan Ethiopia, meskipun bertetangga, kedua negara tersebut memiliki tingkat penetrasi internet yang berbeda, yaitu 47,3 persen populasi Kenya menggunakan internet, sedangkan Ethiopia hanya 1,9 persen.

Adopsi Teknologi Lebih Cepat

Banyak pasar negara berkembang telah melewatkan langkah yang diambil di negara-negara yang lebih maju ketika merujuk pada pemasangan sambungan telepon, desktop dan internet dial-up. Akibatnya, teknologi baru - termasuk nirkabel, penggunaan ponsel dan aplikasi, dan mobile banking – didominasi oleh populasi muda dan penggemar teknologi pada laju yang lebih cepat. Misalnya di Indonesia, sebagai salah satu pasar smartphone terbesar di dunia, yang memiliki 280 juta pengguna ponsel saat ini. Sementara itu, Kenya memimpin pasar negara berkembang dalam teknologi mobile payment.

Munculnya Kelas Menengah Mendorong Belanja Konsumen

Kelas menengah di pasar negara berkembang nyatanya berkembang sangat pesat, menciptakan kelompok konsumen baru. Peningkatan pendapatan konsumen di pasar berkembang sebagai imbas dari pembangunan ekonomi menyebabkan tumbuhnya permintaan produk-produk berkualitas tinggi. Selain itu, dibandingkan di negara maju, kelas menengah di pasar negara berkembang semakin didominasi oleh kalangan muda. Kelompok usia muda ini lebih terfokus pada penggunaan teknologi, yang mempengaruhi kebiasaan belanja secara online untuk membeli produk dan layanan berkualitas.

"Populasi kaum muda dan yang berkembang, ditambah dengan pertumbuhan ekonomi, membuat pasar negara berkembang menjadi pilihan favorit untuk startups, usaha kecil dan menengah, dan perusahaan multinasional, ujar Kian Moini, Co-founder dan Managing Director Lamudi Global

"Masyarakat kelas menengah yang semakin berkembang di negara-negara ini, secara berkelompok pindah ke kota, membawa daya beli yang kuat, penetrasi ponsel yang tinggi dan permintaan besar terhadap layanan online -. menyajikan banyak peluang untuk pengembangan ide-ide bisnis baru," tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: