WE Online, Semarang - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah V Jawa Tengah-DIY berharap industri melakukan reformasi struktural untuk memanfaatkan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang rupiah ini.
"Momentum depresiasi nilai tukar ini seharusnya dimanfaatkan oleh Indonesia, seharusnya kita bisa memperoleh manfaat yang lebih besar," kata Kepala BI Kanwil V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir di Semarang, Jumat (28/8/2015).
Berdasarkan data BI, sejak terjadi depresiasi nilai tukar ini impor barang-barang konsumsi ke Jawa Tengah mengalami penurunan. Artinya, neraca perdagangan yaitu nilai ekspor dikurangi nilai impor semakin besar atau terjadi surplus.
"Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, neraca perdagangan Jawa tengah sudah di atas 1 miliar dolar AS," katanya.
Oleh karena itu, kondisi tersebut dapat dimanfaatkan industri dalam negeri untuk memproduksi barang-barang konsumsi. Selanjutnya, produksi tersebut untuk memenuhi pasar lokal. "Kita harus melakukan reformasi struktural pada industri kita, artinya sektor industri harus mampu memproduksi barang-barang sendiri untuk konsumsi di Indonesia, ini kesempatan," katanya.
Dalam hal ini, harus ada reorientasi barang-barang ekspor ke produksi dalam negeri. Dengan demikian, industri dalam negeri akan semakin terbangun kokoh. Diakuinya, selama ini masih banyak industri dalam negeri yang tergantung oleh bahan baku impor, namun dengan adanya depresiasi tersebut harga barang impor semakin mahal karena mengikuti penguatan mata uang dolar AS.
"Kalau terjadi depresiasi seperti sekarang ini dan industri masih tergantung impor maka industri tersebut pasti akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu, seharusnya kekayaan lokal lebih dioptimalkan pemanfaatannya," katanya. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
