Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PPIH Minta Polri Ambil DNA Anak Korban Jatuhnya Crane

Warta Ekonomi -

WE Online, Mekkah - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi meminta Polri mengambil DNA anak dari jamaah Indonesia, yang menjadi korban meninggal dalam musibah mesin derek atau "crane" roboh di Masjidil Haram pada 11 September 2015.

"Untuk jamaah korban 'crane' ada 54 orang, satu orang masih hilang yaitu Janiro," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah PPIH 1436 Hijriyah Arsyad Hidayat di Mekkah, Arab Saudi, Selasa (6/10/2015).

Diakuinya, sampai saat ini jenazah Janiro Ganumbang Siregar dari kelompok terbang (kloter) 9 embarkasi Medan (MES 09), belum ditemukan. Menurut kesaksian seorang teman satu kloter yang ikut beribadah di Masjidil Haram pada saat itu dan selamat, Janiro termasuk yang menjadi korban meninggal, selain Masnauli dari kloter yang sama.

"Pada kesempatan pertemuan dengan tim DVI (disaster victim identification) semalam, kami akan mengambil sampel DNA anak dan suaminya (Janiro)," kata Arsyad.

Sampel DNA, kakak korban yaitu Amalia, yang ikut dalam perjalanan ibadah haji, menurut Aryad, belum cocok dengan rumus DNA yang ada dalam file jenazah yang diduga Janiro itu.

"Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah telah mengirim surat kepada Kapolri untuk meminta bantuan memfasilitasi pengambilan sampel DNA anak Janiro. Mudah-mudahan dengan upaya itu sesegera mungkin kami bisa mengidentifikasinya (jenazah Janiro)," kata Arsyad.

Janiro dilaporkan hilang oleh kakak perempuannya Amalia Siregar, sehari setelah peristiwa "crane" roboh. Salah seorang saksi mata melihat Janiro ikut jadi korban berdarah dan luka parah ketika peristiwa terjadi. Namun hingga kini jenazah Janiro belum ditemukan oleh tim perlindungan jamaah PPIH.

Sidik jari Lebih jauh Arsyad mengharapkan terkait korban peristiwa Mina, Otoritas Arab Saudi di pemulasaran mayat, Al Mu'ashim, Mekkah bersikap terbuka dengan mengizinkan tim PPIH mendapatkan akses yang luas untuk mencari file sidik jari jenazah korban Mina yang berasal dari Indonesia.

"Saat ini secara non-official mereka memberi (file dokumen) sidik jari, tapi jumlahnya sangat terbatas, kadang 10, kadang 20. Kami ingin seluruhnya (dokumen terkait jenazah dari jamaah Indonesia)," katanya.

Dengan data yang berisi sidik jari itu, asal negara, nomor visa, dan data lainnya, maka 25 jamaah Indonesia yang hilang diharapkan Arsad bisa ditemukan lebih cepat.

"Mudah-mudahan dengan adanya pendekatan dan diplomasi dari tim DVI dibawah koord Kementerian Kesehatan Haji (Arab Saudi) kami bisa percarian pengidentifikasian korban," ujar Arsyad. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: