Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Terus Upayakan Reformasi Pengadaan Bahan Pangan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pemerintah membuka opsi untuk menganekaragaman impor dalam upaya reformasi pengadaan bahan pangan agar tidak tergantung dari satu atau dua sumber saja, namun membuka peluang dari berbagai negara atau wilayah lain.

"Secara prinsip, untuk reformasi pengadaan pangan dimana Menteri Pertanian dan saya setuju adalah diversifikasi sumber pangan," kata Menteri Perdagangan, Thomas Lembong, dalam jumpa pers di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (22/12/2015).

Thomas mengatakan, salah satu contoh bahan pangan yang akan dicarikan sumber impor dari negara lain adalah untuk sapi atau daging sapi. Sejauh ini, mayoritas impor daging atau sapi Indonesia berasal dari Australia untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

"Memang kami khawatir bahwa kita punya ketergantungan yang terlalu besar secara proporsi kepada Australia, dan kami menginginkan adanya diversifikasi sumber (impor). Misal dari Korea Selatan atau India," kata Thomas.

Thomas yang kerap disapa Tom tersebut mengatakan, salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan impor sapi dari Australia tersebut adalah dengan merasionalisasi aturan yang terkait penyakit mulut dan kuku sapi-sapi yang akan diimpor.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Indonesia dimungkinkan mengimpor sapi dengan menggunakan sistem zone based dalam kondisi tertentu, bukan hanya dengan country based seperti yang berlaku selama ini.

"Salah satu upaya untuk merasionalisasi, yaitu terkait penyakit mulut dan kuku (PMK) yang berdasarkan negara. Negara itu kan besar sekali, jika ada satu bagian kecil dari negara besar terkena PMK, untuk wilayah lain yang jauh dari tempat itu apakah juga terkena," kata Tom.

Selain sapi dan daging sapi, lanjut Tom, terkait juga dengan importasi beras dimana Indonesia memiliki ketergantungan yang cukup besar dari negara seperti Vietnam dan Thailand. Tom mengatakan, pemerintah saat ini sedang mempelajari apakah dimungkinkan untuk mengimpor beras dari negara lain.

"Mungkin kita punya ketergantungan yang amat besar dari Vietnam dan Thailand. Kami sedang mempelajari, belum pelaksanaan, mungkin akan mencoba sumber importasi beras yang lain, selain yang selama ini kita cenderung pakai," ujar Tom.

Terkait dengan importasi beras, Tom mengatakan masih terlalu dini untuk memberikan komentar soal impor beras tambahan pada 2016. Saat ini, masih dalam tahapan perencanaan yang masih dibahas oleh pemerintah baik untuk kuota impor daging, gula, dan juga beras.

Namun, terkait dengan harga pangan di dalam negeri, Tom mengatakan dirinya masih belum merasa puas karena harga di dalam negeri masih cenderung tinggi. Dari sisi pemerintah, pihaknya berupaya untuk meningkatkan produksi petani meskipun saat ini masih ada kendala fenomena cuaca El Nino.

"Di mana terjadi kenaikan harga, maka ada kelangkaan stok. Tentunya kami akan buka keran impor, karena kita tidak akan mungkin mengorbankan kepentingan konsumen atau kestabilan makro ekonomi khususnya inflasi," ujar Tom. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: