Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemimpin Tertinggi Iran Peringatkan Terhadap 'Kebohongan' AS

Warta Ekonomi -

WE Online, Teheran dan Dubai - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei memperingatkan pada Selasa terhadap "kebohongan" Amerika setelah Teheran merampungkan perjanjian nuklir dengan kekuatan-kekuatan dunia yang dipimpin Amerika Serikat.

Dalam komentar pertamanya sejak perjanjian itu dilaksanakan, Khamenei menekankan dalam sepucuk suratnya kepada Presiden Hassan Rouhani perlu "waspada terhadap kebohongan dan pelanggaran yang dilakukan oleh negara-negara sombong khususnya AS".

Dikatakan Washington patut masih diperlakukan dengan curiga. Ia tak menyebut pertukaran narapidana yang juga terjadi akhir pekan ini.

Komentar-komentar oleh beberapa politisi AS juga dalam dua, tiga hari mencurigakan, tambah dia.

Mereka yang mencalonkan diri untuk mengikuti pemilihan presiden dari partai Republik telah mengkritisi perjanjian itu, dan beberapa pejabat Iran takut Washington akan keluarga dari perjanjian manakala Presiden Barack Obama tak lagi berkuasa pada awal 2017.

Khamenei, yang memberikan kata akhir atas negosiasi-negosiasi nuklir Teheran, menyambut baik pencabutan sanksi-sanksi berdasarkan perjanjian itu, tetapi menyatakan bahwa hal itu "tidak cukup untuk mendorong ekonomi dan memperbaiki ke hajat hidup rakyat", demikian isi surat itu yang disiarkan oleh kantor berita IRNA.

Rouhani menulis kepada Khamenei pada Senin untuk memberikan laporan terkini setelah lembaga pemeriksa atom PBB menyatakan bahwa Iran telah memenuhi syarat yang tercantum dalam perjanjian nuklir.

"Kita harus waspadai apakah pihak-pihak lain memenuhi komitmen mereka," kata Pemimpin Tertinggi itu dalam tanggapannya.

Washington memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada 1979, ketika kedutaannya di Teheran diserbu oleh para mahasiswa, beberapa bulan setelah revolusi Islam, yang mengarah kepada krisis penyanderaan selama 444 hari.

Khamenei tak pernah memperbaiki hubungan dengan AS dan telah mengikuti langkah serupa yang dilalukan mendiang pemimpin Iran Ayatullah Ruhollah Khomeini, yang menyebut Amerika "Setan Besar".

Dengan ditandatanganinya perjanjian nuklir itu, sanksi-sanksi ekonomi yang menyakitkan atas Iran selama bertahun-tahun berakhir. Tetapi Washington pada Ahad mengumumkan langkah-langkah finansial baru terhadap program peluru kendali balistik Teheran.

Para pejabat Iran menanggapinya dengan marah. Teheran menyatakan langkah-langkah baru itu "tidak memiliki dasar hukum" (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: