Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Pernyataan Forum Pemred Terkait HPN 2016

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2016 resmi diselenggarakan pada tanggal 6-9 Februari 2016 di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Terkait hal tersebut, Forum Pemimpin Redaksi (Forum Pemred) merilis pernyataan yang mendukung pegelaran HPN 2016.

Adapun, pernyataan lengkap dari Forum Pemred yang diterima redaksi Warta Ekonomi di Jakarta adalah sebagai berikut, yaitu

Pernyataan Forum Pemimpin Redaksi
Memperingati Hari Pers Nasional 2016

-- Dari Konfirmasi ke Verfikasi dan Makna Berita --

Forum Pemimpin Redaksi mendukung sepenuhnya peringatan Hari Pers Nasional 2016 dan ikut menyongsong tema "Merdeka Mendorong Poros Maritim dan Pariwisata Nusantara".

Forum Pemred juga ingin menyampaikan apresiasi sebesarnya kepada masyarakat Nusa Tenggara Barat yang menjadi tuan rumah dan ikut menyemarakkan rangkaian kegiatan Hari Pers tahun ini. Sesungguhnya, pers Indonesia merupakan bagian dari bangsa karena ia adalah cerminan dari komunitas di mana ia berkecimpung dan tidak akan berarti tanpa kepercayaan dari masyarakat di mana ia bergerak.

Dinamika yang tersinergi antara komponen pers, kelompok masyarakat, dan berbagai instansi dalam penyelenggaraan Hari Pers di Mataram ini dapat menjadi acuan akan kolaborasi yang langgeng dalam kemajuan bernegara.

Kerja sama yang terjalin ini menyiratkan pentingnya setiap elemen bangsa untuk memahami, menghormati, serta mengamalkan peran masing-masing dalam kehidupan berbangsa.

Masyarakat hendaknya paham akan kedudukan pers dalam mendidik dan menyemarakkan berbagai aspek kehidupan. Pemerintah pun harus sadar bahwa tanpa pers yang independen, demokrasi di Indonesia akan semu, pincang, dan condong menjadi otoriter.

Di era digital yang deras dengan arus informasi yang beragam, peran pers yang bertanggung jawab kian menjadi sorotan, bahkan dibutuhkan. Para profesional di bidang pers dituntut menjunjung profesionalisme yang lebih tinggi, etika yang lebih luhur, dan kemampuan jurnalistik yang kian mumpuni.

Pewarta tidak memiliki monopoli terhadap kebenaran hanya karena bermodalkan kartu pers. Pada akhirnya masyarakat Indonesia yang kian melek akan peran pers akan menilai sendiri kualitas dan keabsahan produk jurnalistik yang dihasilkan.

Kami yakin bahwa perangkat dan standar yang kini menjadi acuan – kode etik pers, standar praktik jurnalistik, Undang-Undang Pers, lembaga Dewan Pers, serta berbagai institusi pendidikan jurnalistik yang ada – cukup menjadi landasan untuk berkembangnya profesionalisme dalam industri pers.

Penghayatan dan pengamalan terhadap kode etik dan standar praktik pers tersebut menjadi acuan profesionalisme seorang wartawan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, Forum Pemred mengajak seluruh insan pers Indonesia untuk tidak saja menjaga profesionalisme tapi juga meningkatkan jati diri sebagai pewarta Indonesia.

Tidak cukup lagi seorang pewarta berdalih dalam cover both sides dengan mendapatkan kutipan dan informasi guna penegasan, pengesahan, atau pembenaran suatu berita. Kini setiap produk jurnalistik hendaknya melalui proses yang lebih dalam dengan pemeriksaan tentang kebenaran laporan dan pernyataan sebelum disampaikan ke publik.

Dengan kata lain, Forum Pemred mendorong pewarta Indonesia dalam menjalankan tugasnya bergerak dari sekedar konfirmasi menjadi verifikasi. (Dan lebih dari itu, mereka juga diharapkan dapat menghadirkan berita yang mendorong adanya pemahaman masyarakat yang lebih konstruktif serta dapat mengambil pembelajaran dari suatu berita.)

Hanya dengan cara inilah pers Indonesia yang selalu mengawal bangsa dalam setiap liku kehidupannya akan tetap relevan dan menjaga kepercayaan (publik) yang menjadi syarat mutlak dalam eksistensinya.

Mataram, Januari 7, 2016

Forum Pemimpin Redaksi

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: