Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Kopi Lampung Januari Capai 8.418 Ton

Warta Ekonomi -

WE Online, Bandarlampung - Volume ekspor biji kopi Lampung selama Januari 2016 mencapai 8.418 ton dengan nilai 14 juta dolar Amerika Serikat.

"Jumlah itu jauh menurun bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan volume 17.653 ton senilai 36 juta dolar," kata Ketua Renlitbang Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung Muchtar Lutfie di Bandarlampung, Rabu (10/2/2016).

Dia mengatakan pada periode tersebut stok kopi di petani maupun pengekspor di Lampung sedikit sehingga ekspor biji kopi robusta dari daerah itu sedikit.

Selain itu, katanya, panen raya kopi di Lampung telah berakhir sehingga produksi komoditas andalan daerah itu juga sedikit.

"Panen kopi biasanya terjadi pada pertengahan tahun, yakni Juni, Juli, dan Agustus. Kondisi cuaca juga dapat memengaruhi kuantitas maupun kualitas biji kopi," ujarnya.

Ia mengharapkan produksi kopi pada tahun ini lebih tinggi atau minimal sama seperti pada 2015. Panen kopi pada tahun ini diperkirakan naik bila kondisi cuaca tak terlalu ekstrem.

Muchtar mengatakan berdasarkan data dari Dinas Perdagangan Provinsi Lampung, pada 2015 ekspor biji kopi tertinggi terjadi pada Agustus yang mencapai 40.358 ton atau senilai 70,6 juta dolar.

Menurut dia, tingginya ekspor biji kopi pada Agustus itu mengingat panen raya kopi di Lampung terjadi pada Juni, Juli, dan Agustus.

Selain Lampung, katanya, beberapa daerah lain, seperti Bengkulu dan Sumatera Selatan yang merupakan penghasil kopi robusta juga mengekspor komoditas tersebut melalui Pelabuhan Panjang, Bandarlampung.

"Pengekspor kopi Lampung juga banyak membeli biji kopi dari dua provinsi tersebut," katanya.

Panen kopi di Lampung pada 2016 diperkirakan hampir sama dibandingkan tahun lalu, mengingat curah hujan yang tidak terlalu ekstrem.

Achmad (50), petani kopi asal Kabupaten Lampung Barat, mengatakan panen kopi diperkirakan sekitar Juli hingga Agustus.

Namun, dirinya belum memperkirakan panen 2016 meningkat atau turun mengingat hujan baru terjadi pada Desember 2015. Selain itu, dirinya berharap cuaca tidak terlalu ekstrem seperti curah hujan tinggi.

"Musim hujan tahun ini diharapkan tidak terlalu ekstrem yang akan berakibat pada rontoknya putik atau bunga bakal buah biji kopi," katanya. (Ant)

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: