Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengusaha Ingin Ekspor CPO Langsung dari Aceh

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Kalangan pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Aceh mengharapkan ekspor minyak sawit mentah (CPO) dapat dilakukan secara langsung dari daerah itu.

Ketua GAPKI Aceh Sabri Basyah saat bertemu dengan Kepala Badan Investasi dan Promosi (Bainprom) Aceh, Dr. Iskandar Zulkarnain di Banda Aceh, Selasa menyatakan, daerahnya memiliki sawit namun selama ini, pengapalan CPO yang tercatat hanya di Sumatera Utara.

Oleh karena itu, lanjutnya, GAPKI Aceh menyatakan kesiapan mereka untuk ekspor CPO langsung dari pelabuhan yang berada di Aceh.

"Kita ingin mengekspor secara langsung dari Aceh," katanya ketika menyampaikan keseriusan melanjutkan investasi.

Menurut dia, saat ini pelabuhan yang paling siap untuk ekspor adalah Lhokseumawe, namun pelabuhan lain juga bisa disiapkan.

Pihaknya memberikan dukungan untuk pengembangan pelabuhan Kuala Langsa, Calang, Nagan Raya atau Singkil untuk pengapalan CPO.

Menurut Kepala Bainprom Aceh, saat ini pemerintah sedang menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lhokseumawe bagi industri migas, petrokimia serta untuk agroindustri.

"Kami menginginkan agar ada hilirisasi dalam industri sawit. Pengusaha perkebunan diharapkan bisa memanfaatkan peluang ini untuk terlibat di KEK Lhokseumawe," katanya.

Hal itu disambut positif oleh pengusaha perkebunan, apalagi pelabuhan Lhokseumawe punya fasilitas yang cukup bagus untuk mendukung pengapalan CPO.

Beberapa perusahaan sawit di Aceh juga sedang menyiapkan rencana pengembangan untuk industri hilir sawit.

Industri sawit di Aceh merupakan pioneer untuk perkebunan nasional yang mana penanaman sawit perkebunan pertama dimulai di Nagan Raya pada 1911 oleh Socfin Indonesia (Socfindo) di Sungai Liput dan Medang Ara, Aceh Timur.

Saat ini, industri kelapa sawit menghidupi 767.224 jiwa, yang langsung terkait dengan perkebunan kelapa sawit, atau setara dengan 15,6 persen penduduk Aceh.

Perkebunaan sawit merupakan penyerap sebesar 191.806 tenaga kerja (perkebunan rakyat memperkerjakan 107.425 orang dan perkebunan besar 84.381 orang) di Aceh.

Secara nasional, industri sawit menghasilkan devisa sebesar Rp250 triliun per tahun, atau penyumbang 14 persen PDB nasional, selain itu sawit merupakan sumber nafkah bagi 4,5 juta kepala keluarga di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Petani rakyat memiliki 41 persen perkebunan kelapa sawit secara nasional. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: