Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jumlah Insinyur di Indonesia Ketinggalan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta- Pembangunan Indonesia tertinggal cukup jauh jika dibandingkan dengan negara China dan India. Salah satu indikatornya terlihat dari jumlah sarjana teknik yang dihasilkan. 

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum, hingga saat ini Indonesia baru memiliki sekitar 42.000 sarjana teknik setiap tahunnya. Sementara China dan India berhasil menghasilkan 764.000 dan 498.000 sarjana teknik. Artinya, Indonesia masih membutuhkan sekitar 175.000 sarjana teknik setiap tahunnya.
            
Rektor Universitas Siswa Bangsa Internasional Prof. Aman Wirakartakusumah mengungkapkan jika dibandingkan dengan empat negara terbesar di Asia,  jumlah insinyur di Indonesia hanya sekitar 603.000. Bahkan angka tersebut jauh lebih kecil bila dibandingkan  dengan  Korea Selatan yaitu 1,2 juta. Sementara, jumlah insinyur yang dihasilkan di China dan India masing-masing 8,3 juta dan 4,2 juta.

“Jika tidak cepat tanggap mengatasi kendala sumber daya manusia di bidang pendidikan maka pembangunan Indonesia akan tertinggal dan sumber daya manusianya akan kalah bersaing dengan tenaga kerja asing menjelang ASEAN Economic Community 2015,” katanya dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara Lousiana State  University  (LSU) dan Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) di Jakarta (21/3).

Mantan Duta Besar Indonesia untuk UNESCO ini menjelaskan kerjasama antara LSU dan USBI ini terkait dalam bidang pengembangan program studi teknik. Melalui kerjasama ini terbuka kesempatan bagi mahasiswa-mahasiswi untuk mengikuti program sarjana teknik berstandar internasional dari USBI melalui pengakuan dan transfer kredit dengan program sarjana teknik dari LSU.

“Mahasiswa-mahasiswi USBI yang telah menyelesaikan mata kuliah dasar dan pengantar ilmu teknik dengan nilai memuaskan berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke program sarjana teknik di LSU dengan pilihan jurusan teknik mesin, teknik Industri, dan teknik elektro,” paparnya. Untuk selanjutnya kerjasama akademis ini akan didaftarkan di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) sesuai dengan hukum dan perarturan di Indonesia.

Sementara itu, Dekan dari Lousiana State University College Of Engineering Dr. Richard Koubek menyambut positif kerjasama ini. Ia mengatakan kerjasama LSU-USBI merupakan langkah strategis untuk pengembangan kurikulum dan staf pengajar di USBI dan LSU. “LSU berkomitmen untuk bekerjasama dengan USBI untuk memberikan pendidikan berkualitas melalui kemitraan strategis,” ujarnya.

(Boyke Siregar)

Foto : Ist

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor:

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: