Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Riset: Disiplin Pengendalan Diri Kurangi Risiko Kematian Pasien Diabetes

Oleh: ,

Warta Ekonomi -

WE ONLINE, Berlin – Ada kabar baik dari dunia penelitian bagi penderita diabetes. Hasil riset terbaru menunjukkan disiplin pengendalian diri dapat mengurangi risiko kematian.

Hasil riset yang dilakukan para ahli dari Helmholtz Center Munich (HMGU) yang dipublikasikan baru-baru ini menunjukkan risiko kematian penderita diabetes melitus tipe 2 yang bagus disiplin pengendalian dirinya berkurang. Studi tersebut melibatkan 340 pasien diabetes.

Menurut para pakar HMGU, hasil riset itu memperlihatkan sangat pentingnya peran perilaku pasien dalam proses penyembuhan penyakit kelebihan kadar gula dalam darah itu. Perilaku yang dimaksud itu meliputi pemantauan secara teratur kadar gula darah, menjaga pola makan, dan berolahraga. 

Berdasarkan data perilaku tersebut, tim peneliti yang dipimpin Profesor Rolf Holle membuat indeks manajemen diri. Tim riset kemudian mengaitkan indeks tersebut dengan angka kematian para pasien yang mereka teliti. Pemantauan terhadap para pasien itu berlangsung selama 12 tahun.

Hasil analisis para pakar dalam penelitian itu menunjukkan bahwa pasien yang indeks manajemen dirinya tinggi, yakni yang bagus manajemen dirinya dalam proses penyembuhan diabetes, memiliki risiko kematian lebih rendah ketimbang pasien yang indeksnya manajemen dirinya rendah.

"Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa selain pengobatan yang diberikan dokter, perilaku pasien juga sangat signifikan dalam menghadapi penyakit itu dan bagi kesuksesan proses pengobatan,” kata Prof Holle seperti dikutip kantor berita Xinhua, Kamis (27/3/2014).

Menurut dia, layanan yang terpusat pada pasien, seperti edukasi mengenai diabetes, latihan manajemen diri, dan layanan informasi memiliki kontribusi penting dalam penanganan pasien yang bersangkutan. 

Study tersebut menyebutkan hampir 10% penduduk Jerman terkena diabetes.

Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang lebih banyak menyerang pasien muda usia di bawah 20 tahun, diabetes tipe 2 lebih banyak menyerang mereka yang usia 35 tahun ke atas atau biasa disebut adult onset. Diabetes tipe 2 juga lebih banyak menyerang orang-orang bertubuh besar yang dikategorikan kelebihan berat badan (overweight) maupun obesitas. Hal ini berbedda dengan diabetes tipe 1 yang umumnya menyerang pasien berperawakan kurus.

Dari sisi penyebab, diabetes tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin. Pasien memiliki kadar insulin cukup tetapi tidak bekerja dengan baik dalam mengontrol kadar gula darah. Adapun diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan pankreas sehingga produksi insulin berkurang, sementara

Perbedaan tersebut membuat pengobatan kedua tipe diabetes itu juga tidak sama. Pengidap diabetes tipe 1 membutuhkan suntikan atau pompa insulin, sedangkan pasien diabetes tipe 2 cukup mengonsumsi obat oral atau obat telan.

Diabetes tipe 1 umumnya susah diprediksi dan dicegah karena terkait dengan kelainan genetik yang dibawa sejak lahir. Adapun diabetes tipe 2 sangat bisa dicegah karena biasanya menyerang orang-orang dengan pola makan tidak sehat dan jarang berolahraga.

[email protected]

Foto : klikdokter.com

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Nurcholish MA Basyari

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: