Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dahlan Banyak Dapat Pembelajaran Berharga di PLN

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menegaskan dirinya banyak mendapat pembelajaran berharga soal pengelolaan energi di Indonesia ketika menjabat sebagai direktur utama PT PLN.

"Selama dua tahun menjadi direktur utama PT PLN, saya banyak belajar bagaimana pengelolaan energi di Indonesia dari hulu sampai ke hilir, sekaligus persoalannya," kata Dahlan Iskan saat menyampaikan ceramah kebangsaan pada peluncuran buku biografi tentangnya berjudul "The Next One" di Jakarta, Senin (31/3/2014) malam.

Menurut Dahlan, saat memimpin PT PLN dirinya betul-betul banyak belajar bagaimana mengelola energi sehingga mengusulkan agar PLN menambah pembangkit listrik.

Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat ini mengakui, adanya perbedaan saat memimpin grup media dan memimpin perusahaan negara dan ini dijadikannya sebagai pembelajaran berharga.

Pada kesempatan tersebut, Dahlan juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Suilo Bambang Yudhoyono karena merasa telah "menyekolahkannya" untuk belajar energi.

"Orang boleh mengkritik beliau, tapi saya punya pandangan berbeda soal beliau. Saya bersyukur 'disekolahkan' sangat mahal soal energi oleh beliau," katanya.

Dahlan menjelaskan, dari pembelajaran soal pengelolaan energi itu dia menyimpulkan bahwa PLN sudah tak mampu mencukupi kebutuhan energi di dalam negeri.

Dia mengusulkan, agar PLN membangun usaha baru dengan memanfaatkan biomassa sebagai basis sumber energinya.

"Pemanfaatan biomassa ini teknologinya ada. Bagaimana mengelolanya, 'road map'nya sudah ada," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Dahlan juga mengkritisi dua kelas masyarakat di Indonesia yakni kelas masyarakat menengah dan masyarakat miskin yang menghadapi persoalan berbeda.

Menurut Dahkan, masyarakat kelas menengah umumya berada di perkotaan sedangkan masyarakat miskin umumnya berada di pedesaan.

"Jika mengakomodasi sepenuhnya tuntutan masyarakat kelas menengah maka bisa mengabaikan masyarakat miskin dan sebaliknya, karena keterbatasan anggaran," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Dahlan juga menceritakan bagaimana beratnya mengemban tugas negara banyaknya persoalan yang ada. (Ant)

Foto: SY

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: