Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Jalankan Program RFID di 17 SPBU Jakarta Sejak 1 April 2014

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta- PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, pengendalian BBM subsidi memakai teknologi informasi berbasis radio (radio frequency identification/rfid) mulai berjalan di 17 SPBU Jakarta sejak 1 April 2014.

Wakil Presiden Komunikasi Pertamina Ali Mundakir di Jakarta, Minggu, mengatakan pihaknya akan membayar biaya setiap liter BBM subsidi yang disalurkan melalui 17 SPBU tersebut ke PT Inti (Persero) sebagai pelaksana program "rfid".

"Kami mulai jalankan program 'rfid' secara bertahap yang dimulai di 17 SPBU di Jakarta sejak 1 April 2014," katanya.

Menurut dia, jumlah SPBU akan terus bertambah sesuai kesiapan pom bensinnya. Rata-rata penyaluran BBM subsidi di Jakarta mencapai 15 kiloliter per hari. Dengan demikian, volume BBM subsidi yang dihitung untuk 17 SPBU mencapai 255 kiloliter per hari.

Pertamina membayar "fee" atau biaya atas setiap liter BBM subsidi yang disalurkan SPBU ke Inti sebesar Rp18 per liter, sehingga total yang dibayarkan diperkirakan mencapai Rp4,6 juta per hari.

Ali berharap jumlah SPBU yang dihitung terus bertambah, sehingga program "rfid" bisa lebih cepat terlaksana.

Program "rfid" dimulai di wilayah Jakarta dengan target SPBU sebanyak 274 unit dan 15 juta kendaraan.

Pemasangan "rfid" merupakan bagian program sistem monitoring dan pengendalian (SMP) BBM. Program pemerintah itu dilaksanakan Pertamina.

Program mengacu Peraturan Menteri ESDM No 1 Tahun 2013 dan Peraturan BPH Migas Nomor 6 Tahun 2013.

SMP BBM dilakukan dengan membangun dua sistem teknologi informasi (TI) yakni di SPBU dan kendaraan.

Di SPBU terdapat alat pembaca (reader) di ujung selang (nozzle) penyalur BBM dan juga penyimpan data (server).

Sedangkan, "rfid" yang berbentuk cincin dipasang di mulut tangki BBM kendaraan. Pertamina menunjuk Inti memasang kedua sistem TI baik di SPBU maupun kendaraan.

Inti akan memasang "rfid" di 100 juta kendaraan yang terdiri 80 juta motor, 11 juta mobil, 6 juta truk, dan 3 juta bus.

Sementara, jumlah SPBU yang dipasang sistem TI mencapai 5.027 unit dengan 92.000 "nozzle" di seluruh Indonesia.

Sesuai kontrak, Pertamina membayarkan "fee" ke Inti sebesar Rp18 per liter jika hanya sampai tahap monitoring dan menjadi Rp20 per liter hingga pengendalian.

Awalnya, Inti menargetkan pemasangan seluruh sistem TI rampung pada Juli 2014, namun diperkirakan bakal meleset. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Arif Hatta

Advertisement

Bagikan Artikel: