Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS: Inflasi Kota Malang Tertinggi di Jatim

Warta Ekonomi -

WE Online, Malang - Angka inflasi Kota Malang, Jawa Timur, pada Maret 2014 yang mencapai 0,43 persen menjadi yang tertinggi di Jatim, bahkan melampaui inflasi provinsi itu yang mencapai 0,23 persen, demikian data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang.

Kasi Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang Erny Fatma Setyoharini, Senin (7/4/2014), mengatakan dari delapan kota/kabupaten di Jatim yang disurvei inflasi dan indeks harga konsumen (IHK)-nya, Kota Malang yang paling tinggi angka inflasinya.

"Ada 10 komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar di Kota Malang karena adanya kenaikan harga, yakni cabai rawit, rokok kretek, minyak goreng, rokok kretek filter, bawang merah, beras, bawang putih, semen, pasir, dan tarif angkutan udara," katanya.

Lebih lanjut Erny mengatakan tarif angkutan udara menjadi penyumbang terbesar terjadinya inflasi di kota itu karena pergerakan warga Kota Malang yang menggunakan jasa transportasi udara cukup besar.

Secara persentase, katanya, angkutan udara yang masuk kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan menyumbang inflasi sebesar 0,19 persen, kemudian sektor makanan jadi, minuman, rokok, tembakau yang menyumbang inflasi sebesar 0,09 persen, dan sisanya sektor bahan makanan.

Selain Kota Malang, inflasi tujuh kota lainnya di Jatim yang disurvei adalah Kota Madiun yang mengalami inflasi sebesar 0,25 persen, Surabaya 0,23 persen, Banyuwangi 0,20 persen,Kota Probolinggo 0,16 persen, Sumenep 0,08 persen, Jember 0,03 persen, dan Kota Kediri 0,02 persen.

Sementara itu, sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang terbesar terjadinya inflasi di Kota Malang, khususnya cabai rawit hingga saat ini harganya masih cukup tinggi, yakni rata-rata mencapai Rp70 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram.

Selain itu, harga minyak goreng juga masih tinggi, untuk minyak goreng curah rata-rata mencapai Rp12 ribu per liter dan minyak goreng kemasan, seperti Bimoli, Sunco, Sania, dan Kunci Mas seharga Rp12 ribu hingga Rp15 ribu per liter.

Sedangkan komoditas pokok yang harganya mengalami penurunan adalah telur ayam buras, dari seharga Rp16 ribu-Rp17 ribu per kilogram menjadi Rp14 ribu hingga Rp13 ribu/kg, ayam potong dari harga Rp28 ribu-Rp30 ribu/kg menjadi Rp26 ribu/kg.

"Beberapa komoditas bahan pangan memang ada yang turun harganya, tapi untuk cabai rawit dalam beberapa pekan terakhir ini harganya selalu tinggi, sehingga kami harus mencampur antara cabai yang masih hijau dengan yang sudah merah. Sebab, kalau tidak modal kulakan tidak akan kembali," kata salah seorang pedagang di Pasar Merjosari, Jumani. (Ant)

Foto: Ist.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: