Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DPR: Pemerintah Abaikan Keselamatan Perjalanan KA

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) prihatin dan menyesalkan terjadinya musibah anjloknya kereta Malabar yang menewaskan 5 orang dan menyebabkan puluhan penumpang luka-luka. Komisi yang membidangi transportasi ini meminta pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak lagi mengabaikan keselamatan dan memiliki sensitifitas dalam mengurus persoalan keselamatan, khususnya transportasi kereta api.

"Saya sangat prihatin dengan terulangnya kecelakaan kereta api setelah musibah di Bintaro akhir tahun lalu. Seharusnya, kecelakaan kereta yang terjadi akhir-akhir ini menjadi momentum pemerintah dan PT KAI untuk memperbaiki kelaikan sarana dan prasarana kereta dan meningkatkan keselamatan. Tapi, sepertinya pemerintah dan KAI mengabaikan hal itu," kata anggota Komisi V DPR RI Yudi Widiana Adia dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (7/4/2014).

Yudi menyampaikan bahwa dengan kondisi geografis Jawa Barat yang berada di daerah rawan longsor seharusnya PT KAI lebih waspada terhadap ancaman tanah longsor dan amblas dengan memperketat kelaikan prasarana kereta. Namun, musibah tergulingnya kereta Malabar di Tasikmalaya, Jumat (4/4) lalu, membuktikan bahwa pengecekan kelaikan prasarana kurang dilakukan.

Sesuai dengan pasal 90 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, penyelenggara prasarana kereta dapat membatalkan perjalanan kereta jika diketahui terdapat ancaman yang membahayakan perjalanan kereta.

"Kita tahu jika lintasan rel sepanjang 154 kilometer atau 40 persen dari total 386 kilometer jalur kereta api di wilayah Daerah Operasional II Bandung memang rawan longsor. Seharusnya, PT KAI sudah mengantisipasi ini, baik dengan membuat posko-posko pemantau dan menyediakan pekerja pemantau rel di daerah-daerah rawan longsor. Jika perlu, mereka bekerja 24 jam dan dapat melibatkan masyarakat sekitar sehingga jika terjadi sesuatu dapat secara cepat diketahui," sampainya.

Seperti diketahui, selain kontur geografis lintasan kereta di Jawa Barat didominasi pegunungan, banyak alih fungsi lahan terjadi di sekitar lintasan KA sehingga menyebabkan tekstur tanah tidak kuat.

(Boyke P. Siregar)

Foto: lensaindonesia.com

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: