WE Online, Jakarta - Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) menilai posisi Partai Demokrat (PD) yang hanya mampu meraih perolehan suara sekitar 9% versi hitung cepat (quick count) pada Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2014 disebabkan kegagalan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam memimpin pemerintahan dan partai yang didirikannya.
Fungsionaris Pimpinan Nasional PPI Bobby Triadi menilai anjloknya suara PD akibat dari kebijakan SBY yang masih mempertahankan orang-orang dengan kredibilitas rendah di mata rakyat. Selain itu, anjloknya suara PD karena isu-isu kampanye yang diusung sudah tidak lagi mempengaruhi suara rakyat.
"Isu-isu keberhasilan program-program yang katanya prorakyat itu sudah tak popular lagi karena bertolak belakang dengan kenyataan," kata Bobby dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Menurutnya, figur SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat ternyata tidak mampu mengangkat elektabilitas partai.
"Malah, tambah anjlok karena rakyat sudah tahu kinerjanya selama 10 tahun ini tidak menunjukkan hasil yang signifikan dan tidak berdampak pada kesejahteraan rakyat," tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Daerah PPI Sumatera Utara Muazzul menilai hasil hitung cepat pileg menunjukkan PD sebagai partai berkuasa sudah berada di ambang keruntuhan. Perolehan suara PD yang hanya mencapai angka 9,7% menunjukkan partai yang didirikan SBY itu sudah tidak lagi menunjukkan kredibilitasnya dan tidak lagi mendapat dukungan rakyat.
(Boyke P. Siregar)
Foto: Sufri Yuliardi
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
