WE Online, Denpasar - Pengamat masalah pertanian Dr. Gede Sedana menilai pembangunan bidang pertanian selama ini belum menekankan pada pendekatan dari bawah sehingga partisipasi masyarakat (petani) belum tumbuh seperti yang diharapkan.
"Hal tersebut disebabkan masih lemahnya peran kelembagaan seperti penyuluhan, pemasaran, dan perkreditan," ujar Gede Sedana di Denpasar, Senin (14/4/2014).
Sedana mengatakan bahwa hingga kini belum dapat mewujudkan suasana kondusif dalam mendukung pengembangan agroindustri pedesaan. Kelemahan kelembagaan itu mengakibatkan sistem pertanian belum terlaksana secara efisien dan keuntungan yang diterima petani relatif rendah.
Kondisi demikian sebagai akibat lembaga lokal petani di pedesaan belum berdaya secara maksimal sehingga petani secara individual melakukan transaksi untuk penyediaan sarana produksi dan pascapanen. Kondisi selanjutnya mengakibatkan masih rendahnya tingkat pendapatan petani termasuk petani anggota subak, organisasi pengairan tradional bidang pertanian di Bali.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendera Denpasar itu mengingatkan tantangan ke depan untuk mampu mewujudkan kelembagaan subak dengan kearifan lokal menjadi organisasi bersifat sosio-agraris-religius yang mampu beradaptasi dengan tuntutan ekonomis anggotanya. Oleh sebab itu, pemberdayaan petani dan kelembagaannya harus dilakukan seiring dengan program pemerintah bidang pertanian yang lebih diintensifkan.
"Orientasi ekonomis menjadi penekanan terutama dalam menghadapi era kesejagatan sehingga para petani anggota subak mampu meningkatkan pendapatan sekaligus mengantisipasi terjadinya penyusutan lahan sawah yang tidak terkendali," ungkapnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement
