Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Deposito Perbankan Sumut Naik 24,96 Persen

Warta Ekonomi -

WE Online - Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam bentuk deposito di perbankan Sumatera Utara pada Februari lalu mengalami lonjakan cukup besar mencapai 24.96 persen dibanding setahun lalu, dampak naiknya bunga deposito tersebut.

"Pada tahun lalu, kenaikan dana deposito hanya 6,17 persen, sementara tahun ini naik hingga 24,96 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Perwakilan IX (Sumut-Aceh) Difi A.Johansyah di Medan, Rabu.

Namun ia tidak menyebutkan angka deposito perbankan Sumut maupun total DPK perbankan Sumut secara keseluruhan di Februari lalu, diakuinya kenaikan deposito itu menjadi penahan melambatnya DPK secara total dari bulan ke bulan.

DPK di Februari misalnya mengalami perlambatan atau hanya tumbuh 0,4 persen. Kenaikan deposito sendiri, dipicu naiknya suku bunga deposito menjadi 7,10 persen di Februari 2014 dari 5,39 persen di Februari 2013.

Selain deposito, giro juga mengalami kenaikan secara year on year (YoY) menjadi 8,06 persen di Februari 2014 dari Februari 2013 yang tumbuh hanya 2,15 persen.

"Hanya tabungan yang tumbuh melambat dari 11, 0 persen tahun lalu menjadi 6,69 persen," katanya.

Difi mengakui, hingga dewasa ini, DPK perbankan Sumut masih tetap didominasi oleh perbankan konvensional atau 96,1 persen.

Sementara pertumbuhan bank konvensional juga lebih tinggi atau tumbuh 14,31 persen dari syariah yang masih 12,45 persen.

Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, masyarakat dewasa ini semakin cerdas dalam berinvestasi.

Akibatnya, kata dia, tabungan mulai dianggap hanya untuk kepentingan mendadak sehingga simpanan mulai dibatasi dan sebagian besar dananya diinvestasikan dalam berbagai bentuk mulai deposito, emas, dolar AS hingga main saham.

Adapun penyimpanan deposito juga sering dilakukan bersifat sementara kalau melihat suku bunga sedang tinggi.

"Di satu sisi, semakin cerdasnya masyarakat berinvestasi menguntungkan, tetapi di sisi lain berkurangnya DPK dari bentuk tabungan bisa mengganggu arus penyaluran kredit. Jadi perbankan memang harus lebih hati-hati," katanya. (Ant)

Foto : SY

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor:

Advertisement

Bagikan Artikel: