Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Strategi Sucofindo Hadapi UU Minerba dan MEA

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta- Pelarangan ekspor bahan mentah mineral dan batu bara serta agenda Masyarakat Ekonomi ASEAN di tahun depan siap menghadang laju pertumbuhan bisnis Sucofindo. Namun, perusahaan tetap optimistis dan menargetkan pertumbuhan yang cukup baik di 2014.

UU Minerba (mineral dan batu bara), yang mulai diberlakukan sejak awal tahun 2014, bukan hanya membuat perusahaan tambang ketar-ketir. Regulasi baru tersebut ternyata juga ikut memangkas keuntungan PT Sucofindo. Sebagai perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang jasa surveyor dan sertifikasi, kontribusi terbesar bagi perusahaan berasal dari sektor mineral dan batu bara. Dari delapan lini bisnis, portofolio dari inspeksi bahan tambang mencapai hampir 30%.

Sekadar informasi, di tahun 2013 pendapatan Sucofindo (unaudited) mencapai Rp1,7 triliun dengan laba bersih (unaudited)  Rp107 miliar. Laba bersih di 2013 tumbuh 53% dari tahun sebelumnya (yoy), sedangkan pendapatan perusahaan naik 9%. Keuntungan yang diraih dari mineral dan batu bara sendiri sudah mencapai Rp400 miliar, sedangkan sisanya berasal dari kontribusi enam lini bisnis lainnya.

Kepala Regional Barat Sucofindo Andre Esfandiari mengatakan, dengan berlakunya UU Minerba, perusahaan mengestimasikan pendapatan dari pemeriksaan bahan tambang turun sekitar Rp100 miliar. Namun, BUMN yang berdiri sejak 1956 ini tetap optimistis menghadapi tahun 2014. Sucofindo menargetkan pendapatan sebesar Rp2,4 triliun dengan target laba bersih sebesar Rp132 miliar di tahun ini. Lewat proyeksi pendapatan perusahaan tersebut, Sucofindo menargetkan peningkatan pangsa pasar di bidang survei dan sertifikasi dari 11% pada 2013 menjadi 15% pada 2014. Saat ini, dengan pangsa pasar 11%, Sucofindo merupakan pemain utama di bidang survei dan sertifikasi.

Untuk menambal pendapatan yang hilang dari mineral dan batu bara, perusahaan akan mencoba masuk ke pasar-pasar lain di sektor ini yang belum digarap, terutama di bagian hilir. “Kami coba tawarkan jasa-jasa lain,” ujar Andre. Di industri hilir, Sucofindo mencoba masuk ke industri kajian, konsultasi, dan studi kelayakan.  Andre mengatakan kalau selama ini di minerba Sucofindo hanya dapat pemeriksaan hasilnya saja setelah jadi produk, saat ini pihaknya mencoba terjun sebagai konsultan bagi perusahaan tambang yang berencana membangun smelter. Jasa yang dicoba ditawarkan mulai dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), supply bahan-bahan, hingga ke pembangunan smelting point. “Intinya, jasa pengujian mineral processing yang kesemuanya mendukung implementasi UU Minerba Tahun 2009 tentang larangan ekspor mineral,” tegas Andre.

Salah satu infrastruktur pendukung untuk terjun ke industri hilir adalah laboratorium mineral processing. Direktur Utama Sucofindo (Pjs), Sufrin Hannan, mengatakan laboratorium yang dibangun sejak tiga tahun lalu  itu digunakan oleh perusahaan-perusahaan tambang untuk memeriksa sampel mineral dari tempat yang akan dijadikan wilayah operasi tambang. Dari hasil laboratorium tersebut, si penambang dapat membuat perencanaan terkait proses, seperti apa yang paling efektif jika dia mau membuat pabrik atau smelter. “Dari hasil lab, dapat diketahui kapasitas dan teknologi pemrosesan seperti apa yang mereka butuhkan,” ujar Sufrin.

Selain itu, pasar yang akan dibidik di sektor minyak dan gas yaitu survei seismik, serta inspeksi dan pengujian di perusahaan geothermal. Di sektor pemerintahan, bisnis baru yang dikembangkan  adalah jasa survei dan pemetaan wilayah.

 

Optimistis Menyambut MEA

Pelarangan ekspor bahan tambang mentah bukanlah satu-satunya ancaman untuk Sucofindo di tahun ini. Mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di penghujung tahun depan tentunya bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Menyongsong MEA, Sucofindo terus memperbaiki kualitas dan menambah jaringan, baik di Tanah Air maupun di tingkat regional.

Di tingkat regional, Sufrin menegaskan sejak empat tahun terakhir pasar Sucofindo tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain di Asia. Untuk itu, Sucofindo telah mendirikan unit layanan di Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Hong Kong. Tahun ini Sucofindo menargetkan pembukaan unit pelayanan di Timor Leste dan China.

Selain masuk ke negara-negara lain di kawasan, Sucofindo juga memperbanyak jaringan di Tanah Air. Per Februari 2014, perusahaan telah memiliki 33 kantor cabang dan 32 unit pelayanan di 65 titik di seluruh Indonesia. Sufrin mengatakan bahwa pengertian MEA bukan selalu mempersiapkan diri untuk melakukan penetrasi pasar negara-negara lain di Asia Tenggara. Namun, lebih dari itu, juga dalam konteks memperkuat pasar di dalam negeri supaya porsinya tidak dinikmati pihak asing. Utamanya dalam konteks kegiatan-kegiatan yang strategis. (BERSAMBUNG)

 

Jafei B. Wuysang

([email protected])

Sumber: Majalah Warta Ekonomi No 5/2014

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Arif Hatta

Advertisement

Bagikan Artikel: