Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Defisit Perdagangan Jepang Naik 4x Lipat

Oleh: ,

Warta Ekonomi -

WE ONLINE, Jakarta – Defisit neraca perdagangan Jepang meningkat empat kali lipat pada Maret seiring dengan melambatnya ekspor dan terus meningkatnya impor energi.

Melemahnya nilai tukar yen, yang membuat impor menjadi lebih mahal, juga turut memberikan kontribusi terhadap defisit perdagangan yang membengkak itu.

Defisit perdagangan Jepang meningkat dari 356,9 miliar yen (Rp39,744 triliun) pada Maret 2013 menjadi 1,45 triliun yen (Rp161,47 triliun) pda Maret 2014.

Impor energi Jepang meningkat setelah Negeri Matahari Terbit itu menutup semua reaktor nuklir mereka pasca gempa dahsyat yang diikuti tsunami pada 2011.

Menguti data perdagangan mutakhir, BBC Senin (21/4/2014), melaporkan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) meningkat lebih dari 8% pada Maret tahun ini. Pada periode yang sama, impor Liquefied Natural Gas (LNG) naik hampir 4%.

Tekanan terhadap defisit perdagangan makin berat seiring dengan melemahnya nilai tukar yen. Pelemahan nilai tukar yen itu dipicu oleh serangkaian kebijakan agresif guna mendorong pertumbuhan ekonomi negara itu. Salah satu langkah itu ialah menggelontorkan dalam jumlah besar mata uang yang beredar.

Kejatuhan nilai tukar yen pun tidak bisa tertahankan lagi. Nilai tukar yen terhadap dolar Amerika Serikat anjlok hampir mencapai 10% dalam periode Maret 2013-Maret 2014.

Data terakhir menunjukkan volume impor LPG yang naik 8,1% pada Maret 2014 itu nilainya juga naik lebih dari 18%. Hal serupa juga terjadi pada impor LNG yang volumenya naik 4% dan nilainya pun naik  14%.

Secara keseluruhan, impor Jepang meningkat 18,1% pada Maret 2014, sedangkan tingkat ekspor tahunan negara itu hanya tumbuh 1.8%.

[email protected]

Foto: NHK

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Nurcholish MA Basyari

Advertisement

Bagikan Artikel: