Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

REI: Akuisisi BTN Ganggu Program Rumah Sederhana

Warta Ekonomi -

WE Online, Medan - Real Estate Indonesia (REI) menyakini kuat akuisisi Bank Tabungan Negara oleh Bank Mandiri akan membuat program Pemerintah soal Kredit Pemilikan Rumah dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah semakin tidak berjalan.

"Sangat kemungkinan besar, pengembang mengatakan 'goodbye' rumah sederhana karena dengan akuisisi BTN oleh Bank Mandiri, maka diyakini pelayanan kredit untuk rumah murah semakin jauh dari maksimal," kata Wakil Sekjen REI Tomi Wistan di Medan, Senin (21/4/2014).

Ia menyebutkan, selama ini hanya BTN yang peduli dan fokus menangani KPR untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Walau ada beberapa bank yang diikutsertakan dalam program KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahanas (FLPP) itu termasuk Bank mandiri, 99 persen kredit itu ditangani BTN,"katanya.

Menurut Tomi yang Dewan Penasehat REI Sumut itu, sangat sulit mempercayai bahwa akuisisi tidak merubah peran BTN yang sejak awal berdiri sudah bergerak di pembiayaan perumahan khususnya rumah murah.

"Kalau pejabat atau SDM di BTN diganti misalnya dengan orang dari Bank Mandiri yang merupakan bank induk, tentunya sudah mengganggu pelayanan.karena selama ini SDM di BTN sudah piawai dengan pelayanaan pembiayaan murah,"katanya.

Padahal tahun ini, ada target pembangunan sebanyak 120.000 rumah tapak, di mana 20-30 persen dari rumah tapak tersebut ditargetkan untuk diserap melalui KPR-FLPP.

Tahun-tahun sebelumnya saja, meski ada BTN, realisasi pembangunan rumah untuk MBR belum sesuai target.

"Apalagi BTN tidak fokus setelah diakuisisi Bank Mandiri,"katanya.

Menurut Tomi, pengembang tidak memahami tujuan akuisisi BTN oleh Bank Mandiri itu, apalagi selama ini diketahui kondisi BTN cukup sehat.

"Kalaupun nyatanya tidak sehat, kenapa tidak dilakukan opsi lain seperti menyuntikkan dana seperti yang dilakukan terhadap sejumlah bank bahkan bank swatsa," katanya.

Tomi menyebutkan, rencana akuisisi itu menjadi pembicaraan hangat di pengembang dan termasuk pengurus REI.

"Secara pribadi sebagai pengembang maupun pengurus REI, saya menilai akuisisi BTN oleh Bank Mandiri tidak tepat," katanya.

Ia berharap, Pemerintah dalam hal ini Menteri BUMN mengkaji ulang rencana itu dan membatalkannya. "Bagaimana mau sejahtera, kalau masyarakat yang tidak memiliki rumah di Indonesia bertambah banyak," katanya. (Ant)

Foto: ist.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: