Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

REI: Ketimbang Diakuisisi, BTN Lebih Baik Dibesarkan

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Real Estate Indonesia (REI) menilai langkah pemerintah yang akan melakukan rencana akuisisi Bank Tabungan Negara (BTN) oleh Bank Mandiri sebagai langkah mundur di dalam menyediakan kredit pemilikan rumah (KPR) bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah.

Ketua Umum DPP REI Eddy Hussy berpendapat ketimbang mengakuisisi BTN, lebih baik jika pemerintah membesarkan BTN karena saat ini Indonesia membutuhkan banyak bank yang fokus dalam penyaluran KPR. Pemerintah bukan justru mengurangi bank fokus yang sudah ada.

Eddy khawatir jika akuisisi terjadi maka peranan BTN sebagai bank yang fokus membiayai perumahan akan hilang. Sekaligus, tidak ada jaminan misi pembiayaan perumahan rakyat akan tetap berjalan.

"Belajar dari pengalaman beberapa bank yang diakuisisi, perannya berangsur hilang. Anak usaha pasti harus mengikuti maunya perusahaan induk. REI khawatir hal tersebut juga akan terjadi dengan BTN," kata Eddy dalam diskusi "Akuisisi BTN-Mandiri Perlu atau Tidak" di Kantor Pusat Kadin, Jakarta, Rabu (23/4/2014).

REI mendukung pemerintah yang ingin membesarkan BTN, tetapi tentu tidak mesti dengan langkah akuisisi. Apalagi, akuisisi BTN dilakukan oleh bank yang misinya jelas berbeda dengan misi yang saat ini sedang dijalankan. Rencana pemerintah melakukan pemupukan dana melalui tabungan perumahan juga akan mampu mengatasi sekaligus bisa membesarkan BTN jika peran tersebut diberikan.

"Saat ini ada RUU Tabungan Perumahan (Tapera) sedang digodok pemerintah bersama DPR. Fokus ke sana dulu. Jika sudah diundangkan dan operasional maka akan sangat membantu pembiayaan perumahan," ujarnya.

(Boyke P Siregar)

Foto: Sufri Yuliardi

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: