Pengamat: Perolehan Tipis Akibat Opini Publik Terbelah

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pengamat Politik Universitas Indonesia Salim Said menilai perolehan hasil hitung cepat (quick count) yang tipis di antara kedua calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla, akibat opini publik yang terbelah.

"Perbedaannya sangat tipis sekali sekitar nol koma sampai satu persen saja, ini karena pilihan publik yang terbelah," kata Salim saat dihubungi di Jakarta, Rabu (9/7/2014).

Salim menjelaskan, dukungan masyarakat terhadap capres pada Pilpres 2014 ini sama-sama kuat, baik Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK.

Fenomena tersebut, lanjut dia, berbeda dengan pilpres sebelumnya, yakni ada satu capres yang unggul, sementara yang lain kalah telak.

"Sebelum-sebelumnya, tidak seperti ini, pasti ada perolehan dengan prosentase suara yang tinggi, dan yang kalah rendah sekali, sehingga jauh sekali perbedannya," tuturnya.

Salim mengatakan perbedaan tipis juga dipengahuri oleh kedua capres-cawapres yang sama-sama kuat.

"Awal-awal Jokowi, memang unggul, tetapi akhirnya Prabowo bisa mengimbangi," ucapnya.

Dia juga memperkirakan hasil penghitungan manual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga tidak jauh berbeda, yakni perbedaannya tipis.

"Ini sangat sensitif, kita tidak bisa langsung menyimpulkan, namun bisa dikatakan perbedaannya sangat tipis," tegasnya.

Berdasarkan hasil hitung cepat oleh sejumlah lembaga survei, perolehan suara kedua capres beda tipis, di antaranya Center for Strategic and International Studies (CSIS), Prabowo-Hatta 40,89 persen Jokowi-JK 53,18 persen serta Saiful Mujani Research and Consulting, Prabowo-Hatta 46,26 persen dan Jokowi-JK 53,74 persen.

Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. (Ant)