Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom BTN: Dampak 'Quick Count' Picu Ketidakpastian

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A Prasetyantoko menilai perbedaan hasil hitung cepat atau quick count antarlembaga survei dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) pada 9 Juli 2014 lalu memicu ketidakpastian bagi pelaku pasar dan investor.

"Ini sinyal yang tidak terlalu jelas dan menimbulkan pertanyaan bagi market. Paling tidak sampai saat ini kita tidak tahu persis siapa sebetulnya yang menang. Meskipun harus menunggu hasil resmi dari KPU, tapi paling tidak dari hasil hitung cepat biasanya selalu memprediksi dengan baik," katanya di Jakarta, Kamis (10/7/2014).

Meski demikian, nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menguat walau diproyeksi akan berlangsung sementara dan tidak signifikan.

"Reaksi yang positif dari pasar karena memang diakui Joko Widodo lebih disukai market. Namun, ketika kemenangan Jokowi-JK tidak signifikan dan klaim kemenangan juga datang dari Prabowo-Hatta maka persoalan bagi market atau investor sehingga menurut saya tidak akan terjadi penguatan setelah ini," jelasnya.

Oleh karena itu, ia memprediksi pasar masih harus menunggu sampai hasil pilpres benar-benar pasti berdasarkan pengumuman KPU pada 22 Juli 2014 mendatang.

"Kita kehilangan kesempatan dengan kondisi ketidakpastian seperti ini untuk mengatasi persoalan-persoalan yang lebih struktural seperti persoalan fiskal dan neraca perdagangan yang defisit. Untuk mengatasi kedua hal tersebut, dibutuhkan strategi yang sebetulnya sudah keluar pada pemerintahan yang baru," tegasnya.

Seperti diketahui, usai pilpres Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 109,97 poin atau naik 2,19% ke level 5.134,68. Kemudian pada level penutupan IHSG ditutup di angka 5.098 atau menguat 1,46%. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka Rp 11.515 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya yang berada pada level Rp 11.620 per dolar AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: