Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PAN Nilai Burhanuddin Muhtadi Terlalu Semangat

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay menilai Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi terlalu bersemangat mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Pernyataan Burhan bahwa bila hasil hasil surveinya berbeda dengan KPU maka perhitungan KPU yang salah saya rasa itu tidak disengaja," kata Saleh Partaonan Daulay saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (12/7/2014).

Selain terlalu bersemangat mendukung Jokowi-JK, Saleh menilai bisa jadi Burhan merasa bahwa penelitiannya sudah pasti benar dan tidak mungkin salah.

"Saya kira Burhan itu tidak bermaksud untuk mendiskreditkan Prabowo-Hatta. Pasalnya, waktu pemilu legislatif sebelumnya Burhan diminta juga membantu PAN. Tidak mungkin dalam hitungan hari langsung menonjok PAN. Burhan adalah teman saya. Setahu saya dia tidak seperti itu," tuturnya.

Namun, Saleh mengatakan sengketa mengenai kebenaran hasil hitung cepat harus dijadikan pelajaran, terutama bagi lembaga survei yang juga berperan sebagai konsultan politik. Bagaimanapun, hasil survei yang dilakukan tim sukses pasti bias dan dipenuhi muatan subjektivitas.

Saleh mengatakan pengalaman sebelumnya menunjukkan banyak hasil survei yang berbeda dengan hitungan manual. Dia mencontohkan perkiraan yang dilakukan lembaga-lembaga survei pada Pemilu Gubernur DKI 2012 banyak yang tidak sesuai hitungan KPU.

Waktu itu, kata Saleh, hampir semua lembaga diam atas kesalahan perkiraan mereka. Hanya LSI Denny JA yang berani mengatakan ada anomali dalam pemilu gubernur itu.

"Faktanya ada beberapa lembaga yang ketika itu salah sekarang juga juga ikut mengklaim kemenangan Jokowi-JK. Karena sudah pernah salah maka kemungkinan akan salah lagi terbuka lebar," katanya.

Terkait dengan anomali dalam survei dan hitung cepat, Saleh mengatakan istilah itu hanya dipakai dalam ilmu eksakta. Para ahli statistika tidak mengenal anomali dalam penelitian.

"Istilah anomali sebetulnya sudah tidak tepat karena statistika sudah memakai margin error untuk menutupi kemungkinan adanya anomali yang disebut Denny," ujarnya. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: