WE Online, Gaza - Aksi Cepat Tanggap (ACT) membelanjakan donasi masyarakat Indonesia dalam bentuk 50 ton gandum. Pemenuhan kebutuhan sangat mendasar manusia itu memasuki masa krisis di Kota Gaza, Palestina.
Berdasarkan pantauan relawan ACT di lapangan, pertempuran zionis Israel dengan pejuang Palestina memaksa sejumlah warga bersembunyi dalam rumah-rumah. Akibatnya, mereka kesulitan memperoleh makanan untuk persiapan berbuka puasa dan sahur. Padahal, wilayah Gaza telah diblokade Israel sejak delapan tahun yang lalu. Akses memperoleh pangan pun semakin sulit.
"Distribusi bantuan makanan masih jadi prioritas utama karena mayoritas warga Gaza makin kesulitan memperoleh kebutuhan pokok mereka, yakni makanan," ujar Senior Vice President N Imam Akbari dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (22/7/2014).
Ia mengatakan bahwa untuk distribusi pembagian makanan dilakukan dengan cara bertahap. Dengan pertimbangan keamanan dan efektivitas distribusi karena pembagian dilakukan door to door demi pemuliaan pasien dan keluarganya.
"Mereka sedang kesusahan. Jadi, jangan sampai mereka mengambil sendiri bantuan yang kami distribusikan," ujarnya.
Imam mengungkapkan relawan ACT saat ini juga sedang melakukan pendataan kembali rumah-rumah sakit mana yang terdapat pasien-pasien yang membutuhkan kursi roda.
"Kami perkirakan, menilik korban yang luka, ada ratusan atau ribuan pasien korban serangan zionis yang membutuhkan kursi roda dan berapa pun nanti yang dibutuhkan, insyaallah, akan kami sediakan," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement