Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom: Pemerintahan Jokowi-JK Hadapi Periode APBN Konsolidasi

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pemerintahan baru Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla akan menghadapi periode Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara konsolidasi selama 12 bulan hingga 18 bulan setelah ditetapkan, kata Ekonom Bank Standard Chartered Fauzi Ichsan.

"Kami melihat, 12 bulan sampai 18 bulan kedepan bukanlah masa ekspansi APBN, namun lebih kepada periode konsolidasi untuk membuat APBN lebih efisien," katanya di Jakarta, Rabu (23/7/2014).

Fauzi mengatakan, efisiensi APBN bisa dilakukan dengan mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), melakukan penghematan anggaran, yang dilakukan untuk tambahan biaya dalam membangun infrastruktur.

Namun, lanjutnya, pembangunan infrastruktur tersebut baru bisa dilakukan pada semester dua 2016, karena periode konsolidasi akan terjadi hingga awal 2016.

Untuk harga BBM bersubsidi sendiri, Fauzi mengatakan bahwa harga ideal berada pada level Rp9.000 per liter.

Dia mengatakan, saat ini Indonesia memproduksi sekitar 800 ribu barel minyak mentah per hari dengan kebutuhan konsumsi mencapai 1,5 juta barel per hari, sehingga pemerintah perlu mengimpor BBM sebesar 700 ribu barel per hari.

Pemerintah harus membayar harga minyak internasional untuk mengimpor 700 ribu barel per hari dengan harga sekitar Rp11.500 per liter dan di jual sebesar Rp6.500 per liter kepada masyarakat Indonesia.

Jadi, lanjutnya, terdapat selisih antara harga internasional dan harga domestik sebesar 45 persen, yang selama ini disubsidi pemerintah dari penerbitan surat utang atau Surat Berharga Negara (SBN).

"Tentunya, dengan selisih 45 persen ini susah bagi pemerintah manapun untuk menutupnya di saat bersamaan. Jadi, mungkin idealnya adalah total kenaikan 30 persen hingga 40 persen atau subsidi yang ditanggung pemerintah ditetapkan Rp2.500 per liter. Jadi harga idealnya Rp9.000 per liter," kata Fauzi. (Ant)

 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: