Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Daging Sapi di Lombok Barat Capai Rp 150.000

Warta Ekonomi -

WE Online, Lombok Barat - Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mengalami kenaikan dari Rp120 ribu menjadi Rp150 ribu per kilogram karena tingginya permintaan konsumen menjelang Idul Fitri 1435 Hijriyah.

"Harganya mahal sekali, tapi terpaksa tetap dibeli karena untuk kebutuhan Lebaran," kata Nur Hasanah, warga Desa Telagawaru, Kabupaten Lombok Barat, yang ditemui di pasar tradisional Perampuan, Minggu.

Wanita berusia 39 tahun itu mengaku tidak mengetahui pasti penyebab dari kenaikan harga daging sapi yang terbilang tinggi pada satu hari sebelum (H-1) Idul Fitri.

"Pedagang tempat saya membeli hanya bilang stok terbatas, sementara yang beli lagi ramai dan ini biasa terjadi pada saat satu hari sebelum Lebaran," ujarnya.

Mahalnya harga daging sapi juga dikeluhkan Dina Aminarti. Ibu rumah tangga berusia 25 tahun dari Desa Telagawaru ini mengaku kenaikan harga komoditas tersebut cukup memberatkan, namun tidak ada pilihan lain.

"Di bilang berat yang berat juga dengan kondisi harga yang begitu mahal. Tapi mau bagaimana, kalau tidak membeli ya kurang lengkap rasanya Lebaran tanpa menu sate daging sapi," ucapnya.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) memang sudah memprediksikan adanya kenaikan harga kebutuhan pokok yang mencapai 15 hingga 20 persen pada H-1 Idul Fitri 1435 Hijriyah, terutama untuk komoditas daging sapi.

"Kenaikan itu masih dalam taraf wajar karena dampak psikologis pasar jelang Lebaran, di mana kebutuhan masyarakat melonjak drastis," kata Kepala Bidang Perdagangan, Disperindag Kabupaten Lombok Barat Pasihi.

Selama Ramadhan, kata dia, pihaknya rutin melakukan pemantauan pergerakan harga barang setiap minggu. Melalui kegiatan itu bisa diketahui apa penyebab terjadinya kenaikan harga. Misalnya, karena permintaan yang tinggi atau karena stok barang yang terbatas.

Jika lonjakan harga terjadi karena stok terbatas pemerintah daerah melakukan intervensi melalui operasi pasar kebutuhan pokok, seperti beras, gula pasir. Bahkan, ada juga operasi pasar daging sapi yang dilakukan PT Gerbang NTB Emas (GNE).

"Tapi kalau daging memang harganya agak sulit turun, apalagi kondisi permintaan yang terbilang sangat tinggi menjelang Lebaran. Kalau harga kebutuhan pokok lainnya relatif normal, tidak begitu ada lonjakan," ujarnya. (ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: