Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Makna Kearifan Lokal Pemilu di Pedalaman Papua (II)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jayapura - KPU Papua Jauh sebelum pemungutan suara Pemilu Legislatif 9 April 2014, Ketua KPU Papua Adam Arisoy mengatakan, sistem noken atau sistem keterwakilan tidak perlu diterapkan lagi.

Adam kemudian berjanji akan bersama-sama komisioner lainnya baik di provinsi maupun kabupaten/kota, menyosialisasikan sistem demokrasi yang diterapkan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia.

"Itu berarti, setiap warga yang memiliki hak pilih harus datang ke tempat pemungutan suara untuk mencoblos, tidak ada lagi sistem keterwakilan seperti sebelumnya," ujar Adam.

KPU Papua berpandangan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 47 dan 48 tahun 2009 yang membolehkan penggunaan sistem noken, hanya dapat diterapkan pada pemilihan kepala daerah.

Adam dan kawan-kawannya kemudian melayangkan surat resmi kepada KPU Pusat terkait larangan penggunaan noken dalam Pileg maupun Pilpres 2014, namun apa daya KPU Pusat tidak meresponsnya, hingga sistem noken kembali diterapkan pada pilpeg maupun pilpres 2014.

Apalagi penerapan sistem noken didukung para legislator di Papua, yang memposisikan sistem itu sebagai bentuk nyata suatu kearifan lokal.

Ketua Komisi A DPR Papua yang membidangi Pemerintahan, Hukum dan HAM Ruben Magai menyatakan, sistem noken di Papua seharusnya tak bisa ditiadakan, sebab itu merupakan kearifan lokal, meskipun unsur rahasia dalam konteks pemilu ditiadakan.

"Di dalam sistem noken itu kan juga terkandung nilai demokrasi, yakni musyawarah untuk mufakat. Jadi seharusnya tetap diberlakukan karena itu adalah budaya," kata Ruben.

Tradisi noken khusus di masyarakat pengunungan tengah Papua sudah berlangsung sejak dulu.

"Sistem noken adalah sistem langsung, umum, bebas, terbuka. Tidak rahasia lagi serta menganut asas musyawarah dan mufakat," paparnya.

Adam Arisoy yang dikonfirmasi lagi soal penerapan sistem noken pada Pilpres 2014, usai pengesahan pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara pilpres tingkat KPU Provinsi papua, pada 20 Juli 2014, mengakui kearifan lokal itu sulit dihilangkan.

"Ya, memang itu sulit dihilangkan, itu kearifan lokal yang masih dipertahankan masyarakat. Tentu kami sebagai penyelenggara pemilu menginginkan demokrasi berjalan aman dan damai, serta didukung semua pihak," ujarnya.

Sistem noken yang biasa digunakan masyarakat di pegunungan Papua, yaitu pola big men atau suara diserahkan dan diwakilkan kepada ketua adat, dan pola noken gantung dimana masyarakat lain dapat melihat suara yang telah disepakati masuk ke kantung partai yang sebelumnya telah ditetapkan.

Dalam sistem noken ini, maka prinsip rahasia tidak lagi berlaku, dan warga harus taat pada kesepakatan yang telah dibuat dan dipimpin oleh kepala suku, namun dengan cara itu maka potensi konflik antarkelompok masyarakat pun terhindarkan.

Penerapan sistem noken itu pun tidak terlepas dari faktor geografis dan penyebaran penduduk di wilaya pegunungan yang jauh dari kelancaran akses informasi, transportasi, dan komunikasi.

Tidak mudah menjangkau distrik-distrik (kecamatan) dan sebaran penduduk pegunungan, dan butuh banyak biaya karena mengandalkan pesawat udara.

Dalam pilpres 2014 di Papua, sistem noken itu dilaporkan diterapkan di 14 kabupaten di kawasan pegunungan, dari total 29 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Papua.

Hasil pilpres Dari rekapitulasi hasil penghitungan suara pilpres, termasuk di kawasan pegunungan yang menerapkan sistem noken, pasangan calon Joko Widodo - Jusuf Kalla (Jokowi-JK) meraih sebanyak 2.026.735 suara dari total 2.795.867 suara sah, berdasarkan hasil rekapitulasi di tingkat KPU provinsi.

KPU Provinsi Papua menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara dari 29 kabupaten/kota, di Kota Jayapura sejak Jumat (18/7) pagi hingga Sabtu (19/7) tengah malam.

Jokowi-JK mengungguli pesaingnya Prabowo Subianto - Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) yang hanya meraih 769.132 suara.

Hasil pleno KPU Provinsi Papua itu kemudian dibawa ke Jakarta untuk diplenokan KPU pusat.

Hasil lengkapnya, di Kabupaten Keerom Prabowo-Hatta meraih 14.710suara, dan Jokowi-JK 16.684 suara, Kota Jayapura Prabowo-Hatta meraih 69.220 suara, dan Jokowi-JK 96.780 suara, Kabupaten Jayapura,Prabowo-Hatta 33.076 suara, dan Jokowi-JK 61.340 suara.

Di Kabupaten Sarmi Prabowo-Hatta meraih 4.586 suara, dan Jokowi-JK 13.095 suara, Kabupaten Biak Numfor Prabowo-Hatta 9.300 suara, dan Jokowi-JK 47.371 suara, Kabupaten Kepulauan Yapen Prabowo-Hatta 11.612 suara, Jokowi-JK 65.312 suara, Kabupaten Waropen Prabowo-Hatta 3.233 suara, dan Jokowi-JK 18.302 suara, Kabupaten Supiori Prabowo-Hatta 869 suara, dan Jokowi-JK 9.421 suara.

Di Kabupaten Tolikara Prabowo-Hatta meraih 42.579 suara, dan Jokowi-JK 134.800 suara, Kabupaten Mamberamo Raya Prabowo-Hatta 1.115 suara, dan Jokowi-JK 19.089 suara, Kabupaten Asmat Prabowo-Hatta 13.288 suara, dan Jokowi-JK 52.957 suara, Kabupaten Merauke Prabowo-Hatta 47.586 suara, dan Jokowi-JK 49.784 suara, Kabupaten Mappi Prabowo-Hatta 8.192 suara, dan Jokowi-JK 35.546 suara.

Di Kabupaten Boven Digoel Prabowo-Hatta 7.017 suara, dan Jokowi-JK 22.322 suara, Kabupaten Nabire Prabowo-Hatta 41.061 suara, dan Jokowi-JK 90.541 suara, Kabupaten Paniai Prabowo-Hatta 7.662 suara, dan Jokowi-JK 82.970 suara, Kabupaten Deiyai Prabowo-Hatta 5.628 suara, dan Jokowi-JK 41.970 suara, Kabupaten Dogiyai Prabowo-Hatta tidak mendapat suara, dan Jokowi-JK 89.536 suara, Kabupaten Mimika Prabowo-Hatta 57.937 suara, Jokowi-JK 124.583 suara, Kabupaten Yalim, Prabowo-Hatta 17.812 suara, dan Jokowi-JK 50.050 suara.

Di Kabupaten Pegunungan Bintang Prabowo-Hatta 5.502 suara, dan Jokowi-JK 84.149 suara, Kabupaten Puncak Jaya Prabowo-Hatta 78.797 suara, dan Jokowi-JK 87.122, Kabupaten Puncak Prabowo-Hatta 8.071 suara, dan Jokowi-JK 149.096 suara, Kabupaten Lanny Jaya Prabowo-Hatta 82.841 suara, dan Jokowi-JK 62.609 suara, Kabupaten Jayawijaya Prabowo-Hatta 33.262 suara, dan Jokowi-JK 177.483 suara, Kabupaten Yahukimo Prabowo-Hatta 86.297 suara, dan Jokowi-JK 175.316 suara, Kabupaten Nduga Prabowo-Hatta 40.000 suara, dan Jokowi-JK 106.784 suara, Kabupaten Intan Jaya Prabowo-Hatta 13.765 suara, dan Jokowi-JK 56.184 suara, dan Kabupaten Mamberamo Tengah Prabowo-Hatta 24.114 suara, dan Jokowi-JK 5.539 suara.

Inilah hasil Pilpres 2014 di Provinsi Papua, yang diwarnai sistem noken, meskipun masih saja mengundang perdebatan, yang juga bagian dari demokrasi. (Ant/Anwar Maga)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor:

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: